Boreh Bali, Usada Taru Pramana

Boreh adalah perawatan tubuh yang aslinya berasal dari Bali. Bagi sebagian orang mungkin masih terdengar asing atau tak memiliki bayangan seperti apa wujud asli dari Boreh.  Istilah boreh sendiri sebenarnya mengacu pada ramuan herbal rempah-rempah berupa bedak basah yang digunakan untuk melulur atau masker dengan dioleskan atau meboreh, membiarkannya menjadi kering kemudian mengurutnya untuk membersihkan lapiran boreh yang telah mengering tersebut.

Bila badan tak enak, terasa ngilu dan pegal, ditambah bersin-bersin, tidak harus minum obat. Dalam tradisi pengobatan Bali, yang disebut Usada Bali, dikenal boreh untuk dibalurkan di badan yang terasa nyeri atau ngilu (dalam bahasa Bali, maboreh ring angga ni ngilu). Dalam Bahasa Bali, boreh berasal dari kata ‘maboreh’ yang berarti ‘melulurkan’. Ritualnya, sebelum dilulur, tubuh dipijat dengan sedikit minyak tandusan (minyak kelapa yang diproses secara traditional)  agar peredaran darah dan saluran getah bening lancar. Meskipun ragu sejak kapan persisnya, penulis sendiri yakin bahwa masyarakat Bali mengenal boreh sudah sejak zaman kerajaan. Hanya penyebarannya masih melalui pinutur lisan atau melalui para Balian (Usadawan Bali), terbukti ada dibukukan, berupa buku atau Lontar-lontar Pengobatan Usada seperti Kitab Taru Pramana, Lontar Usada Netra, Lontar Budha kecapi dan lontar-lontar pengobatan lainnya  yang berisi khasiat tumbuhan obat.

Ada ratusan jenis boreh dengan berbagai bahan berbeda, tergantung jenis penyakitnya. Di Bali, secara umum penyakit dibagi tiga, yang disebabkan ‘panas’ (kebus), yang disebabkan ‘dingin’ (nyem), dan yang disebabkan ‘panas dingin’ (sebbaa) Menurut Doktor Ngurah Nala ((1994:33). Di luar itu, dibedakan juga penyakit karena sekala (nyata) atau niskala (maya) yang berkaitan dengan ilmu hitam. Menurut Doktor Ngurah Nala ((1994:34) bahwa dalam bukunya Usada Bali disebutkan sebagian besar penyakit berpusat pada kepala (otak) dan perut. Maka boreh dibalurkan di bagian tubuh yang sakit atau nyeri yang pada umumnya di perut, dahi, kaki, wajah, dan ubun-ubun. Bahannya hampir semuanya adalah tanaman obat yang mudah ditemui.

Boreh juga digunakan sebagai pengobatan luar yang telah diwariskan selama berabad abad, dan dipercaya dapat menyembuhkan encok, rematik dan demam. Untuk pemakaian secara teratur.  Menghangatkan badan adalah pilihan tepat ketika flu menyerang atau kala Anda sedang tak enak badan. Cuaca yang buruk ketika musim penghujan memungkinkan turunnya kondisi fisik dan suhu badan. Untuk itu, jaga kehangatan badan Anda. Caranya dengan lulur tradisional bisa dicoba kini mulai digandrungi di pusat-pusat kecantikan. Lulur tersebut terdiri dari ramuan-ramuan tradisional yang memiliki keistimewaan yang tidak kalah hebat dengan produk-produk mahal dari luar negeri.

Menurut cara tradisional Bali, Boreh terbuat dari rempah-rempah alami Indonesia yang memiliki efek menghangatkan ketika digunakan pada tubuh. Boreh bermanfaat untuk  memiliki efek menghangatkan tubuh, menyembuhkan peradangan, memperlancar peredaran darah, mengurangi rasa saki, memberi keseimbangan suhu tubuh saat dibutuhkan, dapat memperlancar peredaran darah, menyembuhkan otot yang kaku, pegal-pegal , membantu tubuh mengeluarkan racun, melembutkan kulit dan mempercepat proses pengangkatan kotoran dan membuat kulit senantiasa lembab secara alami.   Boreh adalah sarana penyembuhan yang dibuat oleh petani padi Bali, terbuat dari kombinasi akar, bumbu dan rempah-rempah. Banyak tumbuh-tumbuhan yang berbeda dan rempah-rempah digabungkan untuk membuat Boreh ini, termasuk beras, jahe, kencur, kunyit, cengkeh, kapulaga, kayu manis, ketumbar, pala, adas bintang, kelapa parut dan garam, temulawak, mesoi, merica hitam, beras merah, beras putih, atau bahan lain. Kini boreh dan pijat tradisional Bali tidak hanya marak di spa-spa besar namun juga terdapat di spa kecil di sekitar Pulau Dewata (Pulau Bali). Perawatan itu sangat digemari oleh masyarakat lokal selain wisatawan asing yang berlibur ke Bali. Anda dapat menemukan perawatan eksotis ini di berbagai pusat spa di daerah Seminyak, serta di tempat-tempat spa lain di seluruh wilayah Bali.

Yang paling sederhana yang di Bali dikenal dengan boreh beras kencur (boreh baas cekuh), Boreh ini terbuat dari beras , kencur dan garam. Boreh ini pada umumnya dibuat oleh para ibu untuk melulur putra-putrinya yang terkena serangan masuk angin. Cara pembuatannya sangat sederhana pula yang mana bahannya direndam lalu diulek sampai hancur menjadi tepung dicampur air lalu dibalurkan atau di daerah perkampungan, pada umumnya para ibu dalam membuat boreh ini melakukannya dengan cara mengunyah campuran beras dan kenceur tersebut lalu memborehkannya. Karena tidak terlalu panas, boreh beras kencur ini sangat baik digunakan untuk anak-anak dan balita.

Menurut peramu boreh Usada Bali Taru Pramana Pada umumnya bahan-bahan racikan  Boreh yang memiliki efek hangat antara lain:

100 gr Beras (bisa menggunakan beras putih atau beras merah)

100 gr kencur

100 gr Jahe

5 gr Kunyit

100 gr Cengkeh

5 Pieces Pala

1 sdt Lada hitam

50 gr Kayu Manis

100 gr Kapulaga

50 gr ketumbar

1 sdt Garam

1/2 butir Kelapa yang dipanggang.

Cara Membuat

1. Campurkan semua bahan boreh satu persatu ke dalam cobek (ulekan dari bahan poslin, gerabah atau batu) .

2. Ulek semua bahan menjadi satu sampai halus dan menjadi bubuk.

3. Untuk mempermudah pekerjaan dan mendapatkan hasil yg maksimal gunakan alat modern berupa mesin penggiling (blender), atau cara lain dengan cara ditumbuk dengan alat tradisional berupa lesung. Semua bahan dicampur dijadikan satu lalu diolah sampai halus menjadi adonan yang halus.

Cara Pemakaian

1. Tuang boreh secukupnya dan campurkan dengan air cuka, air arak atau pencair lainnya

2. Sebelum boreh digunakan ,sebaiknya  dilakukan pemijatan tubuh terlebih dahulu untuk membuat efek tubuh lebih rileks, balurkan boreh pelan-pelan ke seluruh tubuh secara merata sambil pijat-pijat agar ramuan masuk kepori-pori kulit sehingga sensasi hangat mulai terasa.

3. Selama proses berlangsung, sensasi rasa hangat akan terasa di seluruh tubuh dan bisa membuat tubuh merasa nyaman dan sirkulasi darah menjadi lancar.

4. Jika hasilnya terlalu panas bisa ditambahkan beras bubuk lagi. Selama menggunakan Boreh hangat hindari bagian sensitif.

5. Bungkus tubuh dengan plastik dan kain untuk mendapatkan hasil yg maksimal, sekitar 30 menit,  setelah itu bisa dibilas dan mandi dengan air hangat.

Hampir semua rempah-rempah yang dipakai berfungsi menghangatkan dan menyehatkan badan. Jahe misalnya. Kalau di malam yang dingin kita minum jahe sudah pasti badan terasa hangat. Khasiat ini memang paling populer yang dimiliki oleh jahe. Pemberi rasa pedas pada jahe adalah zingerol. Tetapi masih banyak khasiat jahe lainnya seperti untuk menyembuhkan batuk kering dan radang tenggorokan serta sebagai tonikum. Jahe dapat merangsang kelenjar pencernaan, baik untuk membangkitkan nafsu makan dan pencernaan.

Selain jahe, Balinese boreh menyertakan beras sebagai bahan luluran. Beras bermanfaat sebagai ramuan yang dapat melembutkan kulit, membantu meluruhkan kotoran dan sel-sel kulit mati di permukaan kulit dan membantu mempercepat regenerasi sel-sel kulit. Sedangkan cengkeh memberi manfaat untuk menstimulasi peredaran darah, melegakan pernapasan, dan menghilangkan rasa mual.

Sedangkan lada, selain menghangatkan tubuh dan bersifat sedatif (menenangkan) dan karminatif, juga membantu mengatasi rasa tegang otot dan saraf. Dan merica hitam, selain bisa untuk mengurangi kelelahan dan nyeri otot, juga memberikan rasa hangat dan melancarkan peredaran darah serta bersifat karminatif.

Masyarakat Bali kerap menggunakan boreh usai seharian lelah bekerja. Menurut Nala (1994:216) bahwa pengobatan traditional belum ditemukan takaran atau komposisi bahan ramuan atau patokan dosis yang baku seperti pada pengobatan modern. Disebutkan tentang pantangan, efek samping atau kontra indikasi terhadap pengggunaannya. Namun ada disebutkan untuk ramuan obat dalam berupa loloh (jamu) biasanya takarannya berjumlah ganjil setiap bilangan menggunakan bilangan 1 (satu) sampai 7 (tujuh) dan bila dipakai untuk obat luar bilangan angkanya lebih besar namun masih jumlahnya ganjil. Hal ini disebutkan karena tergantung sekali dengan keleteg bayu (inspirasi, pilihan yang timbul ketika meramu ramuan atau melihat keadaan pasien) dari setiap Balian, hal ini sama seperti kita membuat atau mencampur sayuran atau lawar di Bali menghandalkan perasaan saja yang tidak pernah menggunakan takaran baku. Angka yang jumlahnya ganjil dikatakan angka itu memiliki kekuatan para Dewa, angka yang dibilang baik dan dapat menetral keadaan. Bila jumlahnya genap maka akan selalu terbagi atas dua kekuatan yang sama besar dan selalu bertarung sama kuat. Untuk penyelaran diperlukan penengah atau pihak ketiga sehingga damailah atau tercapai keharmonisan. Dengan takaran serba ganjil diharapkan obat tersebut memiliki kekuatan magis untuk menyelaraskan keadaan tubuh yang sedang tidak seimbang akibat adanya gangguan.

Hal ini untuk memperkuat khasihat ramuan, ditambah dengan kekuatan magis akibat adanya angka ganjil dan akan berlipat-lipat lagi bila ditambah kekuatan doa atau mantra. Hal yang sama disebutkan oleh informan I Gusti Ngurah Subrata  (wawancara 9 Maret 2014), juga sependapat dengan informan I Jero Dalang Wayan Lalar (Wawancara, 16 Maret 2014) bahwa ada hal penting yang diungkapkan untuk pembuatan obat tidak direbus dengan bara api namun direbus dengan mantra. Hal yang berhubungan disampaikan oleh informan I Jero Mangku Wayan Sukerta (wawancara, 14 maret 2014) bahwa kekuatan obat sada Bali yang berasal dari tanaman obat diperkuat dengan mantra dan pengurip mantra.

Daolam herbal Taru Pramana telah tersedia berupa boreh “Usada Bali Taru Pramana”. Silakan kunjungi linknya untuk lebih detail tentang produk jadinya!!!

Penulis

I Nyoman Sridana, S.Kes.H
Peramu Herbal Taru Pramana

Pengobatan Ayurveda dan Pengobatan Usada Bali

Agama Hindu atau hinduisme dikenal dengan nama Sanatana Dharma dan Waidika DharmaSanatana Dharma artinya agama  abadi, karena ia sama tuanya dengan umur alam itu sendiri. Waidika Dharma artinya agama dari Weda, dimana Weda merupakan naskah-naskah yang mendasari Hinduisme (Sivananda, 1996:2). Lebih lanjut Sivananda menjelaskan, Weda merupakan kebenaran abadi yang diwahyukan Tuhan jaman dahulu kala kepada para rsi agung di India.

Weda dibagi atas Kita Weda Sruti (wahyu yang didengar langsung ditulis) Weda Smriti(wahyu yang ditulis berdasarkan ingatan dan sering dengan diberi ulasan atau tafsir bilamana diperlukan). Kitab Weda Sruti   yang ditulis langsung berdasarkan pendengaran para yogi atas wahyu yang diterimanya dari Tuhan, terbagi atas 3 kelompok besar, yaitu kelompok Kitab Mantra, Brahmana, dan Upanisad. Masing-masing kelompok besar ini terbagi lagi atas sub-kelompok . Kitab Suci Weda Sruti Mantra  terbagi pula atas 4 sub-kelompok, yakni Kitab Reg WedaYajurWedaSama Weda dan Atharwa Weda  yang dikenal dengan Catur Weda. Demikian pula halnya dengan Kitab Suci Weda Smriti, kitab suci yang ditulis dengan ingatan para yogi atas wahyu yang diterimanya dari Tuhan, kitab suci ini terbagi atas 2 kelompok yakni kelompok Wedangga dan UpawedaWedangga terdiri 6 sub-kelompok yang terkenal dengan Sad Wedangga yaitu Siksha, Wyakarana, Chanda, Nirukta, Jyotisha dan Kalpa. Sedangkan kelompok Kitab Upaweda dibagi atas beberapa sub-kelompok yang terdiri atas kitab Itihasa, Purana, Arthasastra, Ayurweda, Gandarwaweda, Dhanurweda, Silphasastra, Kamasastra, Agama dan banyak lagi yang lain (Nala, 2001:2-4). Disebutkan bahwa kitab ayurveda bagian dari kelompok kitab Upaveda, sedangkan kitab Upaveda  termasuk dalam kelompok kitab suci Veda Smerti (Nala 2002:2). Kitab ayurveda ini sebagai cikal bakalnya Usada Bali.

Hindu sendiri telah lama mengenal adanya pengobatan dengan meperankan obat-obatan tradisional yang menggunakan bahan-bahan alami seperti tumbuh-tumbuhan. Sistem pengobatan itu bersumber dari AyurwedaAyurveda terdiri dari kata ayur atau ayus yang berarti hidup, vitalitas, kesehatan, atau lanjut usia, sedangkan veda artinya adalah ilmu pengetahuan. Sehingga ayurveda dapat diartikan suatu ilmu pengetahuan tentang upaya manusia agar dapat sehat sampai usia lanjut (Nala 2002:2). Bahkan, kebanyakan pengetahuan pengobatan yang ada di Bali yang ditulis dalam Lontar Usada berasal dari kitab Ayurweda. Yang banyak dibukukan dalam LontarLontar Usada yang memuat peranan tumbuh-tumbuhan untuk menyembuhkan penyakit, baik itu penyakit di wilayah kepala, badan, maupun di bagian kaki (Nala, 1993:26), (Nala. 2001:5). Konsep sehat dan sakit dalam ilmu kitab suci ayurveda dari Upadewa bahwa ditubuh manusia ada 3 buah element yang disebut tri dosha, yaitu vayu atau udara (Vata), panas atau api atau sinar (pitta) dan cairan atau larutan (Kapha) (Nala1993: 33).

Di Bali sendiri memiliki literatur Usada yang berupa Lontar-Lontar Usada yang jumlahnya cukup banyak. Lontar Usada yang ada di Bali isinya diperkirakan berasal dari pengetahuan pengobatan yang berasal dari India. Hal ini yang dilihat dari kata Usada yang berasal dari bahasa Sansekerta, yakni Ausadhi. Perkembangan agama Hindu di Bali pada abad V diduga bersamaan dengan menyusupnya dan meresapnya  Usada di masyarakat Bali karena adanya hubungan langsung antara Bali dan India pada saat pesatnya perkembangan pengobatan di India. Tidak dapat dipastikan secara tepat kapan Usada mulai muncul dan meluas di Bali, hanya dapat diperkirakan berdasarkan peninggalan prasasti yang tersebar di seluruh pelosok Bali (Nala, 1993:18). Hasil penelusuran pustaka terhadap ratusan bahan pustaka di Yayasan Kawi Sastra Mandala Singaraja, Terinvetarisir sebanyak 26 bahan pustaka yang terdiri atas 23 buah Lontar dan 3 buah buku yang mengandung Usada yaitu : Usada Taru PramanaUsada Bodha KecapiUsadaYehUsada RareUsada Pengeraksa JiwaUsada Pamupug Guna-gunaUsada NetraUsada Wong AgeringUsada TuaUsada Mercu KundaUsada Wisnu JapaUsada Pengawasan (Tatelik Jati), Usada Dharma KeelingUsada Siwa SampurnaUsada TumbalUsada Tiwas PunggungUsada Aji KreketUsada Tetenger TiwangUsada Wraspati KalpaUsada WisadaUsada Sari, Usada Lara KamatusUsada Kena Upas, dan Lontar usada lainnya (Siregar, Arinasa (Eds.). 2007: 72). Juga disebutkan hal yang mirip pada buku Usada Bali (Nala. 1993: 113)

Dari sekian jumlah Lontar Usada yang ada, yang paling populer dikalangan masyarakat Bali adalah Lontar Taru Pramana.  Kata taru memiliki arti pohon dan Pramâna memiliki arti Kekuasaan, kedaulatan (wasisto. 1977:264). Secara harfiah dapat diartikan Taru Pramana adalah suatu pohon atau tumbuhan yang memiliki kekuatan sebagai obat. Namun saat ini sangat mengawatirkan, akan kebenaran tentang Taru Pramana digunakan dalam pengobatan tradisional Bali, cara pengunaan Taru Pramana dalam pengobatan tradisional Bali dan manfaat pengunaan taru pramana dalam pengobatan trasisional Bali. Kalau ditelusuri lebih lanjut bahwa Lontar Taru Pramana ini memiliki keunikan tertentu, merupakan dialog antara Mpu Kuturan dan tumbuh-tumbuhan yang berkhasiat obat. Dalam buku Usada Bali (Nala, 1993:212) Taru Pramanamemiliki khasiat yang digolongkan menjadi 3 golongan yakni golongan yang memiliki khasiat anget atau panas, dumelade atau sedang dan tis atau dingin. Untuk mengetahui golongan mana tumbuhan itu dapat dilihat dari bunga, buah, rasa dan bagian lainnya. Tumbuhan yang bunganya berwarna putih kuning hijau mempunyai khasiat anget atau panas. Tumbuhan yang berwarna merah atau biru termasuk golongan tis atau dingin dan yang berwarna beranekaragam termasuk golongan dumelage atau sedang. Sedangkan ditinjau dari rasa, tumbuhan yang tergolong angetatau panas yang memiliki rasa manis atau asam. Tumbuhan yang rasanya pait atau lalah atau pedas atau sepet termasuk golongan tis atau dingin. Obat minum pada umumnya terasa pait amat baik untuk sakit perut karena berkhasiat mendinginkan panas badan akibat panas dalam perut yang diolah berbentuk loloh atau jamu (Nala. 1994: 212).

Dalam pengobatan tradisional Bali yang bersumber dari lontar-lontar terutama Lontar Taru Pramana, yang tidak terlepas diperankan oleh Balian atau Tapakan atau Jero Dasaran. Kemampuan mengobati yang dimiliki oleh Balian yang diperoleh dengan berbagai cara. Tidak seperti dokter yang menempuh pendidikan formal untuk mendapatkan gelar Dokter, para Balianadalah pengobat tradisional yang mendapatkan keahlian berdasarkan tradisi, keturunan, taksu, pica dan dapat pula dari belajar dari orang yang telah menjadi Balian. Karena tidak adanya ijasah atau surat resmi sebagai Balian maka ada beberapa Balian yang tidak mau disebut sebagai Balian. Mereka hanya mau disebut sebagai penolong (mapitulung) bukan sebagai pengobat (Matatambanan) (Nala. 1993:113). Para pasien harus percaya sepenuhnya terhadap balian atau vaidhya, para vaidhya inilah yang menolong untuk menyembuhkan penyakitnya, yang membantu agar badan tetap sehat dan panjang usianya (Nala, 2001:4)

Taru Pramana Dalam Pengobatan Traditional Bali

Ayurveda sudah ada semenjak 2000 tahun yang lalu. Ayurveda adalah ilmu pengetahuan tentang hidup yang berasal dari kata sangsekerta “ayur dan veda”. Ayur berarti hidup dan veda yang berati pengetahuan. Ayurveda berasal dari Negeri India, namun sekarang menyebar ke seluruh asia dan negara barat. Sekarang ini ayurveda dipraktekkan oleh negara-negara yang berkembang seperti Amerika Serikat, America latin, Eropa dan negara lainnya. Pengobatan ayurveda berkembang pesat karena terbukti aman dan efektif. Di negara-negara barat, Ayurveda atau produk herbal lainnya digunakan sebagai terapi alternatif atau sebagai pengobatan lengkap. Saat ini telah banyak dokter di negara Barat yang meresepkan produk herbal dan hingga kini tidak ada kasus yang saling bertentangan yang dilaporkan. Tidak ada bahkan sangat jarang terjadi jika produk herbal tidak bekerja, penyakit tidak akan menjadi lebih parah. Namun diakui  herbal Ayurveda akan memerlukan waktu lebih lama untuk menunjukkan hasilnya.

Pengobatan Ayurveda bekerja tidak hanya menekan gejala suatu penyakit, tetapi juga langsung ke sumber penyakit dan menyembuhkan secara tuntas. Hal ini bergantung tingkat keparahan suatu penyakit. Penyakit kronis atau penyakit seperti kolesterol tinggi, rheumatik, asam urat dan sebagainya memerlukan waktu pengobatan yang panjang dan teratur serta disiplin di dalam minum ramuannya. Jika suatu penyakit ditangani saat dini, dalam banyak kasus penyembuhannya bisa 100 persen. Untuk penyakit kronik, pengobatan ayurveda memberikan efek meringankan penyakit yang cukup besar tanpa adanya efek samping yang berarti bisa menyembuhkan penyakit organ yang lainnya di dalam tubuh penderita. Ayurveda adalah produk alami yang berasal dari tanaman, cocok untuk semua orang, tidak memberikan dampak buruk atau ketergantungan asal cara pengolahan dan dosisnya sesuai kebutuhan, bahkan herbal ayurveda ini sangat baik dikomsumsi oleh orang sehat karena berasal dari tanaman kaya nutrisi tambahan yang sangat diperlukan tubuh. Ilmu pengobatan Ayurveda menekankan kebutuhan untuk meremajakan sel tubuh manusia dan memperlambat proses penuaan. Untuk tetap menjaga agar tubuh tetap sehat dan bugar, tonik herbal yang berasal dari tanaman alami tanpa bahan pengawet dan pewarna sintetis sangat direkomendasikan untuk menjadikan tubuh yang sehat, tambah sehat dan bagi yang sakit diobati agar sehat, awet muda dan panjang umur.

Ramuan obat Ayurveda yang tersedia biasanya berasal dari bahan tanaman, binatang dan bahan dari mineral-mineral. Bahan-bahan yang berasal dari tanaman seperti yang disebutkan dalam pengobatan tradisional (Usada) Bali dikenal dengan pengobatan Taru Pramana. Taru berarti tanaman dan pramana yang berarti berkhasiat obat. Masyarakat bali sudah terbiasa memakai tanaman Taru Premana sebagai obat traditional oleh para Pengusada atau Balian (Healer). Tanaman Taru Premana ini akan bermanfaat memberikan perlindungan yang terbaik bagi tubuh melawan penyakit, sehingga sangat baik dipakai setiap hari dan sudah menjadikan bagian dari gaya hidup sehat. Bahkan, tidak jarang masyarakat memakaiannya saling berdampingan dengan obat modern, hanya saja waktu minumnya diberikan jarak sekitar 2 jam sebelum meminum obat modern. Biasanya obat yang berasal dari tanaman Taru Premana ini dipakai dalam proses mempercepat pemulihan kesehatan. Herbal Taru Premana ini dibuat berupa ekstrak dari tumbuh-tumbuhan atau sari pati dari air tanaman tersebut diolah diberikan pengeras berupa gula tebu atau gula merah menjadi herbal berupa minuman instan, atau digodok untuk diminum air godokannya atau diolah berupa sari pati tanaman, dikeringkan lalu dimasukkan ke dalam kemasan berupa kapsul.

Tumbuhan yang disebutkan dalam lontar Taru Premana memiliki khasihat yang luar biasa untuk proess mengatasi kesehatan dan penyembuhan suatu penyakit, asal konsekwen dalam mengkomsumsi, telaten dan tepat dosis serta campuran bahan yang diperlukan. Semua tumbuhan ini memiliki kandungan nutrisi dan mineral dalam jumlah yang bervariasi. Sifat dan kegunaannya juga berlainan, bergantung dari jenis herbal yang dikomsumsi. Secara umum masyarakat menggolongkan penyakit kedalam tiga jenis golongan yang dominan dipengaruhi oleh gejala alam (panas, dingin/air, angin) yang didalam lontar pengobatan Taru Premana digolongkan kedalam tiga sifat tanaman yaitu memiliki sifat panas, dingin dan tis.

Pengobatan yang berasal dari ramuan tanaman mungkin tidak serta merta bisa diterima oleh para praktisi kesehatan modern dikarenakan sulit dijelaskan secara ilmiah dan efek kiminya yang rendah. Namun kita harus mengakui bahwa pengobatan Taru Premana adalah pengobatan yang unik, holistik, dan kesejarahannya cukup panjang. Kedudukan pengobatan alternatif atau pengobatan traditional ini didorong oleh beberapa hal yakni pengetahuan, kepercayaan, maupun pengalaman seseorang tentang penyembuhan senyakit. Masyarakat memiliki ketertarikan menggunakan pengobatan herbal ramuan traditional seperti ramuan Taru Premana ini bukan karena disebabkan biaya ke dokter yang sangat mahal dan harga obat modern yang menggila, namun ada kepercayaan yang sulit dijelaskan. Walaupun pengobatan ini sulit dijelaskan secara ilmiah dan kemungkinan hanya memiliki efek placebo, namun sekarang banyak pasien yang ramai antri di klinik pengobatan traditional atau pengusada Bali atau tempat pengobatan alternatif. Faktor yang menarik disini adalah fakta-fakta atau kenyataan yang melekat pada pengobatan alternatif. Alat-alat yang digunakan dalam pengobatan alternatif sangat sederhana sebagai atribut-atribut yang memiliki keunikan dan dekat dengan pengetahuan masyarakat. Dengan kata lain, alat-alat yang digunakan juga dipergunakan orang dalam kehidupan sehari-hari. Keunikan yang dimaksud di sini menyangkut berbagai unsur yang terdapat dalam sistem penyembuhan secara keseluruhan. Artinya di dalam keseluruhan proses penyembuhan terdapat bagian atau pun tahap-tahap penyembuhan oleh pasien secara unik dan menimbulkan rasa ingin tahu. Keanehan-keanehan maupun perasaan asing yang menyelimuti pandangan pasien merupakan situasi yang mendukung ketertarikan. Unik berarti lain dari pada yang lain, yaitu berbeda dari semua yang umum. Dalam hal ini yang umum adalah sistem pengobatan kedokteran modern, sebagai sistem pengobatan menggunakan sistem biomedik yang selama ini rutin dijadikan rujukan awal dari masyarakat. Daya tarik tersebut bukan terjadi sebagai akibat dari pengalaman langsung, akan tetapi dapat muncul dari cerita-cerita orang yang telah mengalami atau melihat keunikan tersebut.

Dalam dunia kedokteran dikenal manusia itu memiliki proses biokimia, namun dalam dunia kebudayaan atau dunia spiritual, kita mengenal empat dimensi sistem tubuh yaitu tubuh fisik, mental, astral/sosial dan tubuh spirit. Unsur sehat tubuh secara menyeluruh, namun karena mengandung pengertian tidak berbentuk, tidak berwarna, tidak berbau dan sukar didiskripsikan, maka banyak yang tidak menerima unsur ini. Dalam pengobatan dokter kemungkinan bagian unsur mental, sosial maupun spiritual adalah bagian tidak terjangkau, sedangkan pada pengobatan alternatif dapat dijangkau. Jadi disamping mengobati  tubuh fisik pasien, yang juga perlu diobati adalah  keterikatan jiwanya atau mental sebagai penyakit psikis pasien yang diyakini dapat membantu mempercepat process penyembuhan. Doa atau pun jampi-jampi merupakan sugesti yang diberkati oleh yang dipercaya bagi pasien. Orang yang terintervensi dengan obat-obatan dan disugesti akan mempercepat proses penyembuhan, jiwa si pasien akan diikutsertakan dan aktif dalam process penyembuhan, ketimbang yang diobati hanya bagian tubuh fisiknya yang memiliki sifat hanya menerima.

Bersama ini saya bangga menyajikan ramuan obat traditional Ayurveda yang berasal dari tanaman Taru Premana yang tumbuh di sekitar kita. Saya selaku pengusada Ayurveda telah memproduksi herbal Taru Premana untuk siap saji dan sangat praktis. Silakan dapatkan dalam bentuk minuman isntan, ekstrak tepung kemasan kapsul, dan tepung ekstrak berupah teh yang siap saji. Minuman herbal mengatasi berbagai keluhan penyakit seperti tensi tinggi, kolesterol, strok, rhuematik, masalah persendiaan, asam urat, mata plus dan minus atau kabur, maag, sembelit, pengurus badan, sesak nafas, sakit kepala, migran, diabetes, kista, keputihan, masalah ejakulasi dini, lama tidak memiliki keturunan dan mengatasi penyakit lainnya. Silakan dapatkan herbal Taru Premana yang diproduksi oleh VisionBali Herbal Drink Indonesia di tempat-tempat distributor seperti yang dipublikasikan di majalah ini atau kunjungi ditributor yang tertera di situs online www.herbaltarupramana.com. Mari kita hidup sehat dengan mengkomsumsi obat herbal, yang telah terbukti ampuh mengatasi berbagai penyakit dari sejak dulu yang kita warisi dari leluhur kita berupa pengetahuan yang tertulis dalam lontar usada Taru Pramana.

Contoh ramuan Taru Pramana yang kami produksi berupa minuman bernama “Stimular” yang harganya hanya Rp 45.000 per botol kemasan 270 gr untuk 5 hari komsumsi. Stimular berkhasiat mengatasi kesehatan, meningkatkan semangat atau gairah, stamina tubuh yang kuat, hubungan suami istri menggairahkan, badan terasa ringan, pembersih ginjal, meningkatkan produksi  hormon, memperkuat jantung dan memperbaiki sirkulasi darah. Diracik dengan beberapa tanaman Taru Premana yang tumbuh di sekitar kita. Sudah terbukti keampuhannya. Bebas zat pengawet dan pewarna buatan kimia sintetis. Juga tersedia ramuan diberi nama “Sembelit” untuk mengatasi gastritis, maag, mual-mual, perut perih, susah BAB atau perut buncit, sembelit, ambaien, dada sering perih, sesak nafas, sering pegal dan linu, sering terasa lelah dan kurang gairah. Juga telah diproduksi obat herbal Taru Premana untuk mengatasi peredaran darah berupa minuman instan “Asuratik” untuk mengatasi berbagai keluhan nyeri dan kaku pada persendian karena rheumatik, asam urat, tensi tinggi, kolesterol, gejala strok, kesemutan pada kaki dan tangan.

Contoh resep taru pramana yang bisa dipakai untuk mengatasi sesak nafas, batuk, asma, alergi flu dan badan sering meriang sebagai berikut: kupas bersih jahe merah 100 gr, buah jambu biji (sotong) 3 buah (seukuran telor puyuh), 5 biji cabe jawa (Tabie Bun) dan tambahkan 3 gelas air minum bersih. lalu dijus atau diblender. Setelah semua hancur menjadi adonan yang rata lalu direbus sampai tersisa sekitar 2 gelas. Didinginkan lalu disaring. Ramuan ini diminum 2xsehari (pagi dan sore hari) masing-masing satu gelas ditambahkan satu sendok teh madu  murni. Lakukan terus membuat ramuan ini sampai benar-benar sembuh. Selamat mencoba dan semoga bermanfaat. (NB : Penulis adalah pemilik VisionBali Herbal Indonesia, praktisi Usada Taru Premana dan mahasiswa Jurusan Ayurveda,  petani, pencinta spiritual, pengusaha  ekspor-impor, motivator bisnis, pelaku pariwisata dan bisnis properti international).

Perlakuhan bahan herbal mendukung efek manfaat herbal

Sangat jelas, bahwa penggunaan tumbuhan obat tidak sesederhana seperti yang dipikirkan orang selama ini. Semua harus dipelajari dan memerlukan pengalaman tersendiri. Salah mengenali tumbuhan obat, maka tidak bisa menyembuhkan penyakit.  Apalagi salah dalam menggabungkan beberapa tumbuhan obat yang khasiatnya berlawanan. Untuk itu dalam penggunaan tumbuhan obat, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan sehingga diperoleh hasil pengobatan yang maksimal. Untuk mendapatkan obat yang terbaik dari tumbuhan obat, perlu diperhatikan saat pengumpulan atau pemetikan bahan berkhasiat. Ada pun beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam pengolahan obat berkhasiat baik atau kurang baik diantaranya:
1.Waktu pengumpulan
2.Pencucian dan pengeringan
3.Sifat tanaman tersebut serta cita rasa
4.Cara mengolah atau merebus tanaman tersebut.
5.Waktu mengkonsumsi atau minum ramuan tersebut.
6.Cara mengkonsumsi atau minum
7.Lamanya pengobatan.

1.    Waktu Pengumpulan
Untuk mendapatkan bahan yang terbaik dari tumbuhan obat, perlu diperhatikan saat-saat pengumpulan atau pemetikan bahan berkhasiat. Berikut ini pedoman waktu pengumpulan bahan obat secara umum:
1.    Daun dikumpulkan sewaktu tanaman berbunga dan sebelum buah menjadi masak.
2.    Bunga dikumpulkan sebelum atau segera setelah mekar.
3.    Buah dipetik dalam keadaan masak.
4.    Biji dikumpulkan dari buah yang masak sempurna.
5.    Akar, rimpang (rhizoma), umbi (tuber), dan umbi lapis (bulbus) dikumpulkan sewaktu proses pertumbuhan terhenti.

2.    Pencucian dan Pengeringan
Bahan obat yang sudah dikumpulkan segera dicuci bersih, sebaiknya dengan air yang mengalir. Setelah bersih, dapat segera dimanfaatkan bila diperlukan pemakaian bahan segar. Namun, bias pula dikeringkan untuk disimpan dan digunakan bila sewaktu-waktu dibutuhkan.
Pengeringan bertujuan untuk mengurangi kadar air dan mencegah pembusukan oleh cendawan atau bakteri. Dengan demikian bahan dapat disimpan lebih lama dalam stoples atau wadah yang tertutup rapat. Bahkan kering juga mudah dihaluskan bila ingin dibuat serbuk. Berikut ini cara mengeringkan bahan obat:
1.    Bahan berukuran besar atau banyak mengandung air dapat dipotong-potong seperlunya terlebih dahulu.
2.    Pengeringan bisa langsung dibawah sinar matahari, atau memakai pelindungseperti kawat halus jika menghendaki pengeringan yang tidak terlalu cepat.
3.    Pengeringan bisa juga dilakukan dengan mengangin-anginkan bahan di tempat yang teduh atau didalam ruang pengering.

3.    Sifat dan Cita Rasa
Didalam Tradisional Chinese Pharmacology dikenal 4 macam sifat dan 5 macam cita rasa tumbuhan obat, yang merupakan bagian dari cara pengobatan timur. Adapun keempat macam sifat tumbuhan obat itu ialah dingin, panas, hangat, dan sejuk. Tumbuhan obat yang sifatnya panas dan hangat dipakai untuk pengobatan sindroma dingin, seperti pasien yang takut dingin, tangan dan kaki dingin, lidah pucat atau nadi lambat. Tumbuhan obat yang sifat dingin dan sejuk digunakan untuk pengobatan sindroma panas, seperti demam, rasa haus, warna kencing kuning tua, lidah merah, atau denyut nadi cepat.
Lima macam cita rasa dari tumbuhan obat ialah pedas, manis, asam, pahit, dan asin. Cita rasa ini digunakan untuk tujuan tertentu karena selain berhubungan dengan organ tubuh, juga memiliki kegunaan tersendiri. Misalnya rasa pedas mempunyai sifat menyebar dan merangsang. Rasa manis berkhasiat tonik dan menyejukkan. Rasa asam berkhasiat mengawetkan. Rasa pahit dapat menghilangkan panas dan lembap. Sementara rasa asin melunakkan dan sebagai pencahar. Kadang-kadang ada juga penulis yang menambah cita rasa yang keenam yaitu netral atau tawar yang berkhasiat sebagai peluruh kencing.

4.    Cara Merebus Ramuan Obat
Perebusan umumnya dilakukan dalam pot tanah, pot keramik, atau panci email. Panci dari bahan besi, aluminium, atau kuningan sebaiknya tidak digunakan untuk merebus. Hal ini perlu diingat karena bahan tersebut dapat menimbulkan endapan, konsentrasi larutan obat yang rendah, terbentuknya racun, atau menimbulkan efek samping akibat terjadinya reaksi kimia dengan bahan obat.
Gunakan air yang bersih untuk merebus. Sebaiknya digunakan air tawar, kecuali ditentukan lain. Cara merebus bahan sebagai berikut: bahan obat dimasukkan ke dalam pot tanah, masukkan air sampai bahan terendam seluruhnya dan permukaan air berada sekitar 30 mm diatasnya. Perebusan dimulai bila air telah meresap ke dalam bahan ramuan obat.
Apabila nyala api tidak ditentukan, biasanya perebusan dilakukan dengan api besar sampai airnya mendidih. Selanjutnya api dikecilkan untuk mencegah air rebusan meluap atau terlalu cepat kering. Meski demikian, adakalanya api besar dan api kecil digunakan sendiri-sendiri sewaktu erebus bahan obat. Sebagai contoh, obat yang berkhasiat tonik umumnya direbus dengan api kecil, sehingga zat berkhasiatnya dapat secara lengkap dikeluarkan dalam air rebusan. Demikian pula tumbuhan obat yang mengandung racun perlu direbus dengan api kecil dalam waktu yang agak lama, sekitar 3-5 jam untuk mengurangi kadar racunnya. Nyala api yang besar digunakan untuk ramuan obat yang berkhasiat mengeluarkan keringat, seperti ramuan obat untuk influenza dan demam. Hal ini dimaksudkan agar pendidihan menjadi cepat dan penguapan berlebihan dari zat yang merupakan komponen aktif tumbuhan dapat dicegah.
Apabila tidak ditentukan khusus, perebusan dianggap selesai ketika air rebusan tersisa setengah dari jumlah air semula. Namun jika bahan obat yang direbus banyak yang keras seperti biji, batang, dan kulit kayu maka perebusan selesai setelah air tersisa sepertiganya. Berikut ini cara perebusan yang sedikit berbeda dari cara konvensional yang telah diuraikan diatas, karena adanya bahan-bahan yang memerlukan perlakuan khusus.
1.    Direbus terlebih dahulu. Dilakukan bila ada bahan obat yang bear atau keras dan sukar diekstrak seperti kulit kerang atau bahan mineral. Bahan tersebut perlu dihancurkan dan direbus lebih dahulu 10 menit sebelum bahan lain dimasukkan.
2.    Direbus paling akhir bila ada bahan obat yang mudah menguap atau bahan aktifnya mudah terurai. Contoh: papermint, atau bahan pewangi. Bahan tersebut biasa dimasukkan paling akhir, kira-kira 4-5 menit menjelang rebusan obat ditingkat.
3.    Direbus dalam bungkusan. Beberapa bahan obat harus dibungkus terlebih dahulu dengan kain sebelum direbus untuk mencegah timbulnya kekeruhan, lengket, dan terbentuknya bahan yang dapat menimbulkan iritasi pada tenggorokan.
4.    Didihkan perlahan-lahan atau direbus terpisah. Maksudnya untuk menghindari rusaknya zat berkhasiat atau terserapnya zat tersebut bila direbus dengan bahan lain. Contohnya ginseng, bahan ini perlu diiris tipis-tipis kemudian direbus terpisah dalam pot tertutup dengan api kecil selama 2-3 jam.
5.    Dilarutkan dengan penyeduhan. Dilakukan bila ada obat yang lengket, kental, atau mudah terurai bila direbus terlalu lama dengan bahan obat lainnya, atau mudah melekat di dinding pot maupun dibahan obat lain sehingga menghambat keluarnya zat aktif obat lain. Contoh gelatin kulit kedelai, dimasukkan dalam cangkir terpisah lalu diseduh dengan air rebusan obat.

5.    Waktu Minum Obat >  berlanjut ke edisi berikutnya.

Penulist adalah Pemilik Visionbali Herbal Indonesia. www.visionbali.com/herbal/ Bahan ramuan menggunakan sumber kekayaan alam untuk membantu meningkatkan kualitas kesehatan manusia. Bahan herbal diracik dengan resep Ayurveda. Visionbali Herbal Indonesia memproduksi berbagai minuman Herbal yang sangat bermanfaat memulihkan kesehatan dan mencegah berbagai penyakit, seperti Asam urat, reumatik, Kaki Kesemutan, persendian nyeri, kencing batu, darah tinggi, dls Diproduksi dengan higienes tanpa bahan pengawet dan pewarna. Pemesanan bisa lewat majalah Cradda atau distributor yang ada. Silakan buktikan khaisatnya!

Segudang manfaat Kulit Manggis

Ternyata, memang ternyata buah manggis yang rasanya enak dan mengandung banyak manfaat, mempunyai fakta kalau kulitnyalah yang mempunyai manfaat lebih. Khasiat kulit manggis selain mengandung Xanthone yang merupakan zat yang memiliki aktivitas antioksidan dan antiinflamasi, kulit buah manggis juga sangat kaya akan antioksidan tinggi yang dapat mengobati berbagai macam penyakit bahkan penyakit maut sekalipun seperti penyakit jantung, kanker,stroke, diabetes, ginjal, dls. Manfaat Kulit manggis saat ini paling banyak dicari dan digunakan untuk dijadikan obat alternatif berbagai macam penyakit, serta dimanfaatkan dalam urusan kecantikan.
Kulit Manggis mempunyai kandungan senyawa xanthone yang saat ini banyak dikembangkan dan diproduksi dalam bentuk sirup, yang kemudian terkenal dengan nama sirup xanthone. Sirup ini sangat terkeenal karena mengandung zat antioksidan yang dapat melawan radikal bebas. Beberapa penelitian menunjukkan, senyawa ini memiliki sifat sebagai antidiabetes, antikanker, anti peradangan, antibakteri, antifungi, antiplasmodial, dan meningkatkan kekebalan tubuh.

Manfaat kulit manggis ini dikutip dari detik.com ada sekitar 75 manfaat yang dapat kita peroleh dari kulit manggis, jika kita rutin meminumnya. Asalkan telaten hasil yang maksimal pasti akan kita dapatkan, diantaranya :

Untuk Kesehatan Tubuh menyeluruh :
1. Memperkuat sistem kekebalan.
2. Menyembuhkan peradangan.
3. Memperbaiki komunikasi antar sel.
4. Mengagalkan kerusakan DNA.
5. Alat bantu sistem getah bening.
6. Memelihara optimal fungsi kelenjar gondok.
7. Mengurangi resistensi insulin.
8. Membantu penurunan berat badan.
9. Menyembuhkan kerusakan urat syaraf.
10. Menyeimbangkan sistem kelenjar endokrin.
11. Alat bantu dari sinergi tubuh.
12. Meringankan wasir.
13. Membantu menurunkan kadar gula dalam darah (hypoglycemia).
14. Meringankan penyakit kulit kemerah-merahan/bersisik (psoriasis).
15. Membantu menyembuhkan luka.
16. Meringankan sakit akibat carpal tunnel syndrome (penyakit yang terjadi pada pergelangan tangan serta jari yang disebabkan oleh tekanan yang sering terjadi pada bagian tersebut. Dan biasanya sering diakibatkan karena terlalu sering memakai keyboard dan mouse).
17. Menghilangkan penyakit kulit kering bersisik kronis (neurodermatitis). Kandungan anti peradangan dari manggis dapat mengurangi sisik dan gatal pada penyakit kulit.

Untuk Kesehatan Jantung :
18. Membantu mencegah penyakit jantung.
19. Memperkuat pembuluh darah.
20. Menurunkan kolesterol LDL.
21. Menurunkan tekanan darah tinggi.
22. Membantu mencegah arteriosclorosis.

Kesehatan Pencernaan :
23. Membantu mengatasi penyakit GERD (penyakit kronik yang ditandai dengan mengalirnya asam lambung ke dalam kerongkongan).
24. Membantu menyembuhkan borok/bisul.
25. Meringankan syndrome kelainan usus besar (IBS).
26. Membantu menghentikan diare.
27. Dapat meringankan peradangan usus besar ataupun kecil yang dikenal dengan Crohn`s disease.
28. Bisa mencegah salah satu penyakit radang usus besar (diverticulitis).

Membuat Lebih Awet Muda :
29. Menambah energi, meningkatkan kegembiraan dan menaikkan stamina.
30. Memperlambat proses penuaan.
31. Membantu menghindari penyakit kemerosotan pada otak (dementia & Alzheimer`s).
32. Membantu mencegah batu ginjal.
33. Membantu mencegah penyakit sistem syaraf (parkinson).
34. Meredakan sakit akibat radang sendi.
35. Memperbaiki kerusakan dari penggunaan obat penghilang rasa sakit (NSAID).
36. Alat bantu untuk mata.

Kesehatan keluarga :
37. Menurunkan demam.
38. Mengatasi keracunan makanan.
39. Menyembuhkan luka tenggorakan.
40. Membantu menyembuhkan sariawan.
41. Mengatasi sesak nafas.
42. Membantu mengurangi migran (sakit kepala sebelah).
43. Mengurangi sakit gigi.
44. Alat bantu tidur yang alami.
45. Meningkatkan kemampuan untuk mengatasi stess.
46. Meningkatkan mood dan menurunkan depresi.
47. Alat bantu kesehatan otot dan sendi.
48. Menghilangkan jerawat dan cacat pada kulit.
49. Menghilangkan bekas gigitan, terbakar dan keracunan.
50. Meringankan keseleo, ketegangan otot dan sendi.
51. Meringankan sakit perut.
52. Meringankan radang tenggorokan (bronchitis), pembengkakan paru-paru (emphysema), dan radang paru-paru (pneumonia).
53. Bekerja sebagai obat penghilang rasa sesak/mampat pada hidung (decongestant).

Kesehatan Pria :
54. Membantu mencegah kemandulan.
55. Membantu mencegah pembesaran prostat.

Kesehatan Wanita :
56. Meringankan kesulitan buang air kecil.
57. Sebagai obat pencuci perut yang lembut.
58. Meminimalkan gejala sakit sebelum menstruasi (PMS).
59. Meringankan gejala menopause.
60. Menurunkan pembengkakan saat menstruasi.
61. Meringkan sakit pada otot, ligamen, atau tendon (fibromyalgia).
62. Meringankan sakit akibat penyakit menurunnya kepadatan tulang/pengapuran tulang (osteoporosis).

Kesehatan Anak-Anak :
63. Membantu meringkan penyakit asma.
64. Bisa mencegah gangguan hyperaktif dan kurang perhatian (ADHD) dan alergi makanan.
65. Membentuk gigi dan tulang yang lebih kuat.

Mengatasi Penyakit :
66. Mencegah penyakit gusi.
67. Memberantas penyakit TBC.
68. Menurunkan efek samping ketidaktoleranan laktosa.
69. Membantu mencegah disentri.
70. Membantu mencegah penyakit sistem syaraf pusat (multiple sclerosis).
71. Bisa mencegah kanker.
72. Meringankan penyakit inflamasi kronik (peradangan menahun) yang menyerang struktur tulang belakang dan terutama sendi panggul (Ankylosing Spondylitis).
73. Membantu mencegah infeksi paru-paru dan pernafasan kronis (cyctic fibrosis).
74. Mencegah gejala yang berhubungan dengan penyakit lupus.
75. Mengurangi penyakit lemas otot yang parah (Myasthenia Gravis).

Sedangkan cara pengolahan Kulit Manggis secara sederhana adalah sebagai berikut : Cuci bersih kulit buah, kemudian potong kulit 1 butir buah. Selanjutnya potongan tersebut direbus dalam 4 gelas air, sehingga tersisa 2 gelas. Air rebusan tersaring itulah yang diminum secara rutin 2 – 3 kali sehari.
Sekedar warning saja kalau Kulit Buah Manggis juga mengandung kadar resin, tanin, serat kasar, dan komponen lainnya yang tidak dapat dicerna tubuh pada kadar tinggi. Sehingga kadang muncul kasus akibat mengkonsumsi kulit buah manggis dalam bentuk tepung tanpa perlakuan yang baik, seperti gangguan pada kesehatan ginjal dan usus serta pada organ tubuh lainnya, kalau muncul kasus seperti ini segera hantikan pemakaian dan hubungi dokter. Sebaiknya anda mengkonsumsi ramuan herbal produksi Visionbali Herbal Indonesia bermerek “MUPU” berbentuk minuman Instan dan sudah ada lebel ijin produksi dari dinas kesehatan atau ada juga berbentuk kemasan kapsul yang diberi nama“GLICO”. Semoga Manfaat. Salam sehat selalu.

Segudang manfaat Daun Piduh

SEGUDANG MANFAAT DAUN PEGAGAN / PIDUH

Pegaga atau don piduh dengan nama saintifiknya centella asiatica/hydocotyle asiatica ialah sejenis sayuran popular orang melayu. Tanaman ini dikatakan berasal dari india tetapi begitu mudah didapati tumbuh liar di  Bali. Mengikut ceritanya, pokok don piduh ini dimakan pada awalnya oleh penduduk india setelah melihat gajah yang terkenal dengan umurnya yang panjang didapati selalu mengunyah tumbuhan ini. Jadi pegagan dimakan pada asalnya untuk memanjangkan umur.Tapi kini ia diambil sebagai sayuran dan jus kerana rasa, baunya yang menambahkan selera dan kasihatnya yang sangat banyak. selain dimakan mentah sebagai lalapan pegaga juga boleh dimasak sesuai selera dijadikan sayuran.

Kasihat Pegaga pernah dipanggil makanan otak kerena ia dapat mengembalikan kesehatan diri dan dapat menolong mengurangkan simptom yang disebabkan oleh tekanan, meningkatkan tidak sehimbangan kekuatan fizikal dan mental. Baru-baru ini WHO telah mengumumkan bahawa pegaga terbukti berkesan untuk meningkatkan kecerdasan dan keupayaan mental kanak-kanak. Selain itu ia juga dapat mengurangkan tekanan darah tinggi, mencegah nyanyuk, melambatkan proses penuaan dan menolong badan dari bahan toksidan (radikal bebas).Herba ini dari dulu digunakan dalam ramuan obat ayurveda. ia juga digunakan dalam obat herbal cina shennong lebih kurang dari 2000 tahun yang lalu. Belakangan ini pegagan banyak digunakan di Negara barat sebagai tonik saraf untuk menyehatkan dan menambahkan daya ingatan (pencegah pikun).Di Indai banyak digunakan untuk mengatasi masalah kulit, juga digunakan untuk mengatasi masalah seperti depresi atau stress yang mungkin disebabkan oleh masalah fizikal. Kajian terbaru menunjukkan pegaga menunjukkan kesan positif terhadap sistem pengaliran darah dengan menguatkan salur darah dan kapilari.Ia telah menunjukkan kesan yang luarbiasa bila digunakan untuk merawat kejang kaki, bengkak kaki atau masalah kaki terasa berat dan kasar, anti alergi, juga dapat meningkatkan kesuburan wanita, stimulant atau menambah stamina tubuh dan sangat cocok untuk usia lanjut dan anak-anak agar lebih focus dan pintar.
Sekarang telah tersedia dalam bentuk Kapsul, Extrak tepung dan minuman Instan (seperti teh). Silakan hubungi distributor terdekat dikota anda. Juga menyediakan berbagai jenis herbal lainnya yang diproduksi oleh Visionbali herbal Indonesia, seperti: instan dan etrak tepung jahe merah, jahe putih, zetimulan, mendiran, kunyit, kunyit putih, temu, temu putih, temu mangga, asutaik (asam urat, reumatik, kesemutan dls), Minyak urut  sendi extra hangat/hot, tetes mata Ayurveda, capsul untuk mengatasi diabetes, kanker, tensi tinggi, stroke, sabuh herbal untuk mengatasi berbagai keluhan kulit, tepung kedelai makanan kesehatan dan herbal lainnya.

 

Bentuk-bentuk olahan obat Taru Pramana

BENTUK-BENTUK OLAHAN  OBAT  TARU PREMANA

JENIS-JENIS OLAHAN OBAT TARU PREMANA

Dalam pengolahan bahan obat Taru Peremana, para Usadawan / Balin meramunya dengan berbagai bentuk / olahan. Olahan-olahan yang umum berlaku dimasyarakat untuk mempermudah pemakaiannya sebagai berikut:

  1. Tutuh atau pepeh

Berbentuk cairan sari pati, pengolahannya: segala ramuan diambil sari patinya, dengan memeras bahan-bahanya, jika bahan keras digiling. Campur sedikit dengan air, remas-remas diperas dan disaring. Juga mungkin berupa minyak hasil gorengan bahan, tergantung petunjuk pengobatan. Cara pemakaiannya: diteteskan pada telinga atau hidung atau keduanya (Sutara dan Kriswiyanti, 2007).

  1. Boreh

Boreh dapat disamakan dengan parem, berbentuk serbuk halus, dalam penggunaannya dicampur dengan cairan (air, cuka, arak atau alcohol/ditentukan). Cara membuat adalah bahan-bahan dihaluskan tidak perlu diperas kemudian dicampur dengan cairannya. Aturan pemakaiannya: selesai diolah langsung diparemkan pada anggota badan, tidak dibagian perut. Kadang sebelum digunakan didadah atau dipanaskan terlebih dahulu (Sutara dan Kriswiyanti,  2007).

  1. Loloh

Cairan sari pati yang lebih pekat, cara pengolahannya: kecuali bahan lain terlebih dahulu digiling tidak perlu sampai halus, diremas-remas kemudian diperas serta disaring. Campur dengan cairan yang telah ditentukan kemudian ditambahkan sedikit garam, siap diminum tapi bila perlu diminum hangat harus didadah atau sekeb. Cara lain untuk mengahangatkan adalah bahan yang telah digiling ditim (bungkus dengan daun pisang dan dikukus) terus ditambuh. Pemakaiannya dengan cara diminum (Sutara dan Kriswiyanti,  2007).

  1. Uap atau urap

Bentuk hampir sama dengan boreh, cara membuat seperti tutuh dan boreh. Aturan pemakaiaan: dengan menggunakan tangan urapkan pada kulit bagian badan yang dirasa sakit (Sutara dan Kriswiyanti,  2007).

  1. Ses atau cairan pembersih luka.

Berupa cairan sebagai pencegah infeksi, cara membuat bahan direbus dalam air kemudian setelah mendidih didinginkan lebih dulu baru digunakan dengan cara menyiram bagian luka (Sutara dan Kriswiyanti,  2007).

  1. Oles

Bentuk dan cara pengolahannya sama dengan urap atau lumur, tapi saat menggunakan dengan memakai alat berupa lidi atau bulu ayam (Sutara dan Kriswiyanti,  2007).

  1. Obat sembur (Simbuh) Bahan ramuan dikunyah setelah lumat langsung disemburkan pada bagian yang sakit (Sutara dan Kriswiyanti,  2007).
  2. Obat tampel atau tempel (jika diubun-ubun disebut pupuk) Bentuk dan pengolahan seperti boreh tapi lebih padat dan cara pemakaian dengan ditempelkan kebagian yang sakit, biasanya dipusat nadi (Sutara dan Kriswiyanti,  2007).
  3. TARU PREMANA

Tumbuh-tumbuha itu tumbuh di berbagai wilayah negara dengan nama dan jenis yang berbeda-beda. Tumbuh-tumbuhan atau flora itu memiliki makna tersendiri untuk mengabdikan dirinya pada kehidupan di dunia ini, baik kepada manusia maupun hewan. Ada tumbuh-tumbuhan yang menjadi bahan makanan bagi manusia, ada juga menjadi bahan obat-obatan untuk menolong manusia mengobati penyakitnya.

Jadi demikian besar jasa pengabdian flora tersebut pada kehidupan umat manusia di kolong langit ini. Oleh karena itu sudah sangat patut umat Hindu di Bali merayakan Tumpek Bubuh untuk memuja Dewa Sengkara sebagai manifestasi Tuhan yang menciptakan serta memelihara tumbuh-tumbuhan. Seperti pada bulan maret 2013 jatuh pada tanggal 2 sehingga penulis terketuk untuk mempelajari dan menuliskannya lebih rinci.

Di Bali sendiri umat Hindu banyak juga mengenal tumbuh-tumbuhan yang bermanfaat untuk mengobati berbagai penyakit dengan dampak samping yang sangat minim. Misalnya seperti disebutkan dalam Lontar Usada Taru Premana. Lontar ini salah satu satu sumber pustaka yang utama untuk mempelajari tumbuh-tumbuhan yang memiliki khasiat sebagai bahan obat-obatan. Dalam Lontar Usada Taru Premana ini disebutkan tumbuh-tumbuhan itu dapat berbicara pada Mpu Kuturan. (Nawa usada Bali, 2009)

Taru Premana sesungguhnya nama seorang dukun (balian) mengobati. Menurut balian Taru Premana tumbuh-tumbuhan obat-obatan memiliki tiga khasiat. Ada yang berkhasiat anget, tis dan dumalada. Artinya hangat, sejuk dan sedang-sedang saja. Tumbuhan yang bunganya berwarna putih, kuning dan hijau mempunyai khasiat anget, sedangkan yang berbunga merah dan biru termasuk golongan yang berhasiat tis. Yang bunganya beraneka warna tergolong yang dumelada. Kalau ditinjau dari rasanya tumbuhan yang rasanya manis dan asam tergolong berkhasiat panas. Yang rasanya pahit atau pedas dan sepat termasuk berkhasiat tis.

  1. SEJARAH TARU PRAMANA

Dahulu ada seorang Empu bernama “Empu kuturan”. Beliau seorang dukun Sidi Wakia, selalu dingi tangan jika beliau mengobati orang sakit. Beberapa hari beliau dapat mengobati serta menyembuhkan segala penyakit. Beliau belum pernah gagal selama menangani orang sakit dan selalu berhasil walaupun dalam keadaan sakit parah.

Suatu hari entah apa penyebabnya beliau menjadi sangat kecewa setiap pasien yang diobatinya kebanyakan menemukan ajalnya. Pada saat itu beliau “Erang” menanggung rasa malu yang tak terhingga, kemudian timbul niat beliau untuk bersemedi dan tak lama kemudian beliau mendengar ada suara “Sabda” di awing-awang atau ambara.

Terdengarlah Sabda dari Betari Khayangan.

Setelah mendengar Sabda tersebut akhirnya Empu Kuturan pun mengetahui nama pepohonan sebagai obat. Selanjutnya pohon itu datang satu demi satu untuk menyatakan kegunaan masing – masing. Bagaimanakah cara untuk menyatakan diri mereka sebagai obat adalah sebagai berikut :

Pertama – tama datanglah pohon “ Kepuh “ lalu bertanya, “mengapa Prabu Empu murung seperti kesusahan? dan kalau boleh hamba tahu kenapa pula Prabu Empu Kuturan berada di kuburan ?”

“Hai pohon kepuh mungkin engkau sudah tahu mengapa aku berada disini. Aku kecewa karena gagal sebagai dukun, Untuk itulah aku kemari,” demikian jawab Empu Kuturan.

“Ratu Sang Prabu, jika demikian, ini adik-adik hamba yang datang dipergunakan sebagai obat, namun hamba minta maaf karena tidak bisa dipakai obat. Tetapi adik saya pohon Kepah bisa. “ jawab pohon kepuh.

  1. Saya bernama pohon “Lata”, kulit (babakan) saya sedang (dumellade). Saya dapat dipergunakan untuk obat sakit uyang (gelisah). Ambil kulit saya sebagai wedak lulur (boreh) untuk seluruh badan.
  2. Saya bernama pohon “Kepopoh”, wasiat saya panas, sedangkan kulit (babakan) saya sedang (dumelade) dan daun saya panas. Akar saya sejuk (tis) saya bisa dipakai untuk uap (boreh) untuk perut orang yang sedang hamil. Pakailah kulit (babakan) saya diisi dengan campuran pulasari dan bawang putih (allium sativum) dua siung. (Suryadarma, 2011)

Mpu Kuturan bersama punggung tiwas mendapatkan panugrahan dari Bhatara di Sad Kahyangan untuk dapat menolong orang sakit dengan mengenali tumbuh-tumbuhan tersebut. Namun menurut Usada Yeh airlah merupakan obat paling utama untuk menghilangkan penyait asalkan disertai puja mantram tertentu. Karena itu cara pengobatan dengan Usada Taru Premana dan Usada Yeh yang digabung muncullah obat loloh, boreh dengan urap, simbuh, kompres (usug) dengan air hangat dan lain-lain.

Beberapa jenis tanaman yang terdapat dalam lontar taru premana sebagai berikut:

1 Ampel gading 55 Kedongdong 109 Poh gedang
2 Amplas 56 Kekara manis 110 Poh weni
3 Ancak 57 Keladi 111 Pucuk
4 Awar-awar 58 Keladi goak 112 Pulc
5 Awar-awar brahma 59 Kelor 113 Pulc sai
6 Basa basa 60 Kembang kuning 114 Pulet
7 Base / sirih 61 Kenarak 115 Puring
8 Buyung-buyung 62 Kenari 116 Raso
9 Bawang brahma 63 Kepah 117 Sambung tulang
10 Bawang-bawang 64 Kepah hai 118 Samblung
11 Belatung gada 65 Kepasilan jeruk 119 Sekapa
12 Bila 66 Kepel 120 Sempol
13 Bingin 67 Kepuh 121 Sembung
14 Beligo 68 Kepundung 122 Sentul
15 Belimbing manis 69 Kesawi bang 123 Silikaya
16 Belimbing besi 70 Kesimukan 124 Silikaya jawa
17 Bunut bulu 71 Ketimun gantung 125 Sotong / jambu biji
18 Cemara 72 Ketimun uku 126 Sumaga
19 Cenana 73 Kelampuak 127 Sumanggi
20 Cepaka kuning 74 Kerasi 128 Suren
21 Cenangga 75 Keroya 129 Tabia bun / dakep
22 Cerancang kawat 76 Kaselegui 130 Tangi
23 Cereme 77 Kuanta 131 Tunjung
24 Dagdag 78 Kutuh 132 Tapis tapis
25 Damuh damuh 79 Lambon kutuh 133 Taru api
26 Dapdap 80 Lili gundi 134 Taru bang
27 Delima 81 Lili gundi kebo 135 Taru buwok
28 Gading kasturi 82 Limawa / mawa 136 Taru buhu
29 Galing galing 83 Limo / lemo 137 Taru mas
30 Gamongan 84 Majeggawu 138 Taru manis
31 Gatep 85 Manas / nenas 139 Taru merak
32 Gedang 86 Nenas bang 140 Taru musi
33 Gendola 87 Manggis 141 Taru pala
34 Ikuh lutung 88 Miana / Iler 142 Taru pulir
35 Ingan – ingan 89 Mica 143 Taru sikep
36 Jali 90 Munggi 144 Taru suri
37 Jarak 91 Nangka 145 Taru terrong
38 Jempiring 92 Nyuh gading 146 Taru udak
39 Jepun 93 Pahang 147 Tebu malem
40 Jeruju 94 Padi padi 148 Teep
41 Juet 95 Pakel 149 Teleng
42 Kaleasih 96 Paya 150 Teter
43 Kalenco 97 Paku jukut 151 Tigaron
44 Kalean 98 Paku lelipi 152 Tihih
45 Kaliki kita 99 Palit sedengan 153 Tilap
46 Kaliyombo 100 Pancar sona 154 Tinga tinga
47 Kamurugan 101 Pangi 155 Tingkih / kemiri
48 Kangkang yuyu 102 Papcron 156 Tingulun
49 Kapas 103 Pengeng-pengeng 157 Tuhung
50 Kapasan 104 Penyisih 158 Uduh
51 Kapohpoh 105 Pepe 159 Wuut wuhut
52 Kasa kasa 106 Piling 160 Uyah uyah
53 Kasegsegan 107 Pas pasan 161 Wani
54 Kecubung 108 Poh amplem

Sumber:  I GP Suryadarma, Prospek Pengobatan Usada Taru Premana, Fakultas Usada, Universitas Hindu Indonesia, Widya Dharma. Denpasar  2011

 

Pemanfaatan Tanaman Obat di Sekitar Kita

PEMANFAHATAN TANAMAN
YANG BERKASIHAT OBAT DISEKITAR KITA

Oleh N. Danny Sridana

Sejak dahulu orang sudah mengenal tanaman obat-obatan yang dikemas secara tradisional. Tanaman tersebut dapat tumbuh subur dan beragam pula jenisnya. Pengetahuan ini diperoleh berdasarkan pengalaman, didapatkan secara lisan dan turun temurun oleh nenek moyang kita. Dengan dikenalnya pengobatan modern yang menggunakan obat kimia sintetis ini dan semakin meningkatnya harga obat-obatan tersebut, maka dalam tahun-tahun terakhir ini orang kembali beralih ke pengobatan tradisional yang berkhasiat obat secara ilmiah. Hal ini telah diadakan penelitian yang komprehensif dan pengujian terhadap pengobatan-pengobatan tradisional tersebut. Obat-obatan herbal tradisional telah berkembang menjadi salah satu dari system medis yang berhasil di Dunia. Oleh karena itu, apapun yang membawa kita ke arah  yang lebih alamiah mari kita sambut dengan baik.

Masyarakat kita sudah sejak lama mengenal tanaman obat. Tanaman obat adalah tumbuhan yang berkhasiat obat yaitu menghilangkan rasa sakit, meningkatkan daya tahan tubuh, membunuh bibit penyakit dan memperbaiki organ yang rusak serta menghambat pertumbuhan tidak normal seperti tumor  dan kanker.  Tanaman obat dapat berupa tanaman pangan, tanaman liar, tanaman perkebunan dan tanaman hortikultur maupun tumbuh-tumbuhan liar seperti semak belukar dan tumbuhan hutan. Penggunaan tanaman obat sebagai obat ini sudah dilakukan dari generasi ke generasi selama ribuan tahun sehingga tanaman obat dikenal sebagai tanaman obat nenek moyang. Berdasarkan kenyataan ini maka penggunaan tanaman obat sudah merupakan bagian dari tradisi masyarakat tradisional kita.

Rubrik tentang  seputar Pemanfahatan Tanaman Obat Disekitar Kita, akan diuraikan lebih lanjut dalam edisi Majalah Crada guna memperluas pengetahuan kita seputar tanaman disekitar kita bersama  N. Danny Sridana. Seorang praktisi herbalis yang menekuni pengobatan akupunture, Homeopathi (pemilik usaha VisionBali Herbal Indonesia), sebagai mahasiswa di fakultas Kesehatan Ayurveda UNHI Denpasar, Peramu Herbal dan juga Pengusaha dibidang export-import perkebunan serta usaha yang bergerak dibidang Pariwisata. Berkesempatan untuk ikut melanjutkan mengisi halaman Majalah Crada atau share didunia pendidikan dalam Pemanfaatan tanaman yang berkasihat obat disekitar tempat kita. Kita sebagai masyarakat timur sudah terbiasa menggunakan ramuan herbal berupa Jamu/Loloh didalam menjaga agar tubuh kita sehat, bugar dan panjang umur. Ini merupakan warisan dari leluhur yang agung yang perlu kita dalami dan memanfaatkan tanaman yang ada disekitar kita.  Dengan mengemas berupa ramuan. Ramuan adalah seseorang yang melakukan pengobatan dan/atau perawatan tradisional dengan menggunakan obat / ramuan tradisional yang berasal dari tanaman ( flora ), fauna, bahan mineral, air, dan bahan alam lain. Ada juga yang menerapkan berupa pengobatan kombinasi berupa Homeopathi. Homeopathi adalah suatu tehnik pengobatan dengan menggunakan obat/ramuan dengan dosis minimal (kecil) tetapi mempunyai potensi penyembuhan tinggi, dengan menggunakan pendekatan holistik berdasarkan keseimbangan antara fisik, mental, jiwa dan emosi penderita.

Sudah sangat jelas, bahwa penggunaan tumbuhan obat tidak sesederhana seperti yang dipikirkan orang selama ini. Semua harus dipelajari dan memerlukan pengalaman tersendiri. Salah mengenali tumbuhan obat yang dimaksud juga tidak menyembuhkan penyakit, apalagi salah dalam menggabungkan beberapa tumbuhan obat yang khasiatnya berlawanan. Untuk itu didalam penggunaan tumbuhan obat, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan sehingga didapat hasil pengobatan yang maksimal.

Untuk mendapatkan obat yang terbaik dari tumbuhan obat, perlu diperhatikan saat pengumpulan atau pemetikan bahan berkhasiat. Adapun beberapa hal yang diperlu diperhatikan dalam pengolahan obat berkasiat baik atau kurang baik diantaranya:

  1. Waktu pengumpulan
  2. Pencucian dan pengeringan
  3. Sifat tanaman tersebut serta cita rasa
  4. Cara mengolah atau merebus tanaman tersebut.
  5. Waktu mengkonsumsi atau meminum ramuan tersebut.
  6. Cara mengkonsumsi atau minum
  7. Lamanya pengobatan.

Badan POM mengelompokkan Obat Bahan Alam dalam 3 kelompok.

  1. Kelompok terendah adalah JAMU. JAMU adalah ramuan yang dibuat dari bahan-bahan alam, digunakan secara turun temurun, dipercaya  berkhasiat berdasarkan pengalaman, dan belum ada penelitian ilmiah untuk mendapatkan bukti klinik mengenai khasiat tersebut. Bahan-bahan jamu umumnya berasal dari semua bagian, bukan hasil ekstraksi/isolasi mengenai bahan aktifnya saja, bahkan kemungkinan bahan aktif belum diketahui secara pasti karena belum ada penelitian.
  2. Setingkat di atas jamu adalah HERBAL TERSTANDAR, yaitu bahan-bahan jamu yang telah diuji secara ilmiah (penelitian pra klinik dengan hewan uji) mengenai efek dan manfaat, memenuhi kriteria aman, klaim khasiat dibuktikan secara ilmiah, telah dilakukan standarisasi terhadap bahan baku yang digunakan dalam produk jadi, memenuhi persyaratan mutu yang berlaku.
  3. Kategori tertinggi adalah FITOFARMAKA dengan persyaratan aman, klaim khasiat berdasarkan uji klinik (diterapkan pada manusia, pembuktian pada tingkat medium dan tinggi) telah dilakukan standarisasi terhadap bahan baku yang digunakan, dan memenuhi persyaratan mutu yang berlaku.

Waktu pengumpulan

Untuk mendapatkan bahan yang terbaik dari tumbuhan obat, perlu diperhatikan saat-saat pengumpulan atau pemetikan bahan berkasihat, dengan beberapa pedoman menurut buku panduan dari Pusat Pengembangan, Pengkajian & Pelatihan Tanaman obat 2012.

Untuk mendapatkan bahan yang terbaik dari tumbuhan obat, perlu diperhatikan saat-saat pengumpulan atau pemetikan bahan berkhasiat. Berikut ini pedoman waktu pengumpulan bahan obat secara umum:

  1. Daun dikumpulkan sewaktu tanaman berbunga dan sebelum buah menjadi masak.
  2. Bunga dikumpulkan sebelum atau segera setelah mekar.
  3. Buah dipetik dalam keadaan masak.
  4. Biji dikumpulkan dari buah yang masak sempurna.
  5. Akar, rimpang (rhizoma), umbi (tuber), dan umbi lapis (bulbus) dikumpulkan sewaktu proses pertumbuhan terhenti.
  1. Pencucian dan Pengeringan

Bahan obat yang sudah dikumpulkan segera dicuci bersih, sebaiknya dengan air yang mengalir. Setelah bersih, dapat segera dimanfaatkan bila diperlukan pemakaian bahan segar. Namun, bias pula dikeringkan untuk disimpan dan digunakan bila sewaktu-waktu dibutuhkan.
Pengeringan bertujuan untuk mengurangi kadar air dan mencegah pembusukan oleh cendawan atau bakteri. Dengan demikian bahan dapat disimpan lebih lama dalam stoples atau wadah yang tertutup rapat. Bahkan kering juga mudah dihaluskan bila ingin dibuat serbuk. Berikut ini cara mengeringkan bahan obat:

  1. Bahan berukuran besar atau banyak mengandung air dapat dipotong-potong seperlunya terlebih dahulu.
  2. Pengeringan bisa langsung dibawah sinar matahari, atau memakai pelindungseperti kawat halus jika menghendaki pengeringan yang tidak terlalu cepat.
  3. Pengeringan bisa juga dilakukan dengan mengangin-anginkan bahan di tempat yang teduh atau didalam ruang pengering.
  1. Sifat dan Cita Rasa

Didalam Tradisional Chinese Pharmacology dikenal 4 macam sifat dan 5 macam cita rasa tumbuhan obat, yang merupakan bagian dari cara pengobatan timur. Adapun keempat macam sifat tumbuhan obat itu ialah dingin, panas, hangat, dan sejuk. Tumbuhan obat yang sifatnya panas dan hangat dipakai untuk pengobatan sindroma dingin, seperti pasien yang takut dingin, tangan dan kaki dingin, lidah pucat atau nadi lambat. Tumbuhan obat yang sifat dingin dan sejuk digunakan untuk pengobatan sindroma panas, seperti demam, rasa haus, warna kencing kuning tua, lidah merah, atau denyut nadi cepat.
Lima macam cita rasa dari tumbuhan obat ialah pedas, manis, asam, pahit, dan asin. Cita rasa ini digunakan untuk tujuan tertentu karena selain berhubungan dengan organ tubuh, juga memiliki kegunaan tersendiri. Misalnya rasa pedas mempunyai sifat menyebar dan merangsang. Rasa manis berkhasiat tonik dan menyejukkan. Rasa asam berkhasiat mengawetkan. Rasa pahit dapat menghilangkan panas dan lembap. Sementara rasa asin melunakkan dan sebagai pencahar. Kadang-kadang ada juga penulis yang menambah cita rasa yang keenam yaitu netral atau tawar yang berkhasiat sebagai peluruh kencing.

 

Bersambung ke edisi berikutnya.

Salam sehat dari VisionBali Herbal Indonesia,
Jl Tukad badung XXIII/27 Renon Seltan, Denpasar.- Bali

 

Pengobatan Ayuveda dan Pengobatan Usada Bali

PEMANFAHATAN TANAMAN
YANG BERKASIHAT OBAT DISEKITAR KITA

Pengobatan Ayurveda dan pengobatan Usada Bali
Oleh N. Danny Sridana (I Nyoman Sridana, S.Kes.H)

Pengobatan Ayurveda dan pengobatan Usada BaliDi Bali secara tidak sadar kita sudah memakai sistem terapi pengobatan ayurveda yaitu kesehimbangan antara badan, pikiran dan jiwa. Bila usada Bali dilihat secara menyeluruh (holistik) sudah memakai pendekatan penyehimbangan spiritual dan jasmani, dengan prinsip mencegah terhadap serangan penyakit dan sekaligus mengobati.  Bagaikan yoga dan meditasi sekaligus memelihara dan meningkatkan kebugaran tubuh dan ketenangan batín. Dijaman sekarang ini sudah dikemas berupa SPA treatment, terapi dengan suara musik, terapi dengan wewangian (aromaterapi) yang menyenangkan, dikombinasikan dengan obat herbal (fitofarmaka) buat realsasi stres terhadap rutinitas seharian. Sekartang pengobatan kombinasi ini dalam pengobatan modern dikenal dengan istilah Homeopaty yaitu suatu pengobatan demi kesehimbangan menyeluruh dari aktifitas yang terdapat didalam tubuh, baik pemasukan maupun pengeluaran sisa pembakaran makanan. Hal ini berbeda dengan pengobatan Allopati yang beranggapan pengobatan bertujuan mengilangkan penyebab penyakit, kalau ada efek negatif maka efek itu diselesaikan dengan jenis obat yang lain (yang mungkin saja menimbulkan efek lain lagi).

 

Element-element pengobatan Ayurveda yang secara tidak sadar sudah diterapkan di Bali seperti:

  1. Terapi air sudah dilakukan seperti mandi dipancoran, mandi air panas, pengelukatan dls.
  2. Duduk hening dipingir sungai, sambil mendengarkan suara gemercik air sungai, suara pepohonan yang diempas angin sepoi-sepoi dan suara burung-burung yang merdu serta suara gentonga, suara orang menumbuk padi, suara kekidungan, suara tetabuhan gong yang beraneka ragam dan lain sebagainya.
  3. Dalam yoga sehari-hari kita tidak sadar sudah mempraktekkan yoga samadhi, ke merajan memusatkan pikiran memuja leluhur, melakukan japa mantra dan lain sebagainya.
  4. Leluhur kita sudah biasa berdoa dan para pemangku atau pengusada sudah terbiasa mengucapkan japa mantra, kita ingat bahwa semua process penyembuhan adalah atas bantuan dan ijin Semesta  atau Tuhan, namun sekecil apapun itu manusia tetap berusaha dan meminta ijin kepada penguasa jagat raya ini.

Kita sudah memakai obat fitofarmaka, yaitu suatu tanaman yang berkasihat obat. Tanaman itu sudah kita konsumsi dalam makanan keseharian kita berupa bumbu makanan (fito-nutrient). Disini dapat disimpulkan bahwa dengan beragamnya makanan yang kita makan makan beragam nutrisi, mineral dan lainnya yang bisa dimanfaatkan oleh tubuh sebagai bahan pengganti sel-sel yang rusak didalam tubuh kita. Makanan tersebut automatis sudah sebagai obat (herbal). Kita menggunakan tanaman obat traditional (fito-farmaka) untuk mencegah dan mengatasi penyakit tentunya memiliki beberapa pertimbangan didalam pemakaiannya antara lain:

Obat traditional kemungkinan dari efek samping (negatip) sangat kecil dibandingkan dengan obat modern yang beredar sekarang.

  • Karena perkembangan globalisasi sehingga Negara barat mulai back to nature (kembali ke alam).
  • Dengan banyaknya para peneliti telah sadar mau pempublikasikan hasil penelitian tentang tanaman obat maka masyarakat telah sadar bahwa disekitar kita banyak terdapat tumbuhan yang berkasihat obat (fito-farmaka).
  • Pengobatan modern sangat berkembang sehingga harga obat sangat tinggi bagi masyarakat bawah.
  • Juga sangat memungkinkan terjadinya mafia didalam pendistribusian obat modern dari pabrik obat, distributor, toko penjual, pemberi resep dan lain sebagainya dengan jaringan yang cukup panjang sebelum sampai ke pemakai sehingga terjadi peningkatan harga obat. Serta obat modern tidak bisa didapat secara bebas, dosis dan peresepan yang sangat ketat namun obat traditional mudah didapat dan sangat murah, dan lain sebagainya.

Pengobatan herbal dalam Ayurveda

Ayurveda adalah kitab pengobatan kuno, kitab ilmu kedokteran Hindu, yang banyak sekali pengaruhnya terhadap pengobatan modern sekarang ini. Ayurveda berasal dari kata ayur atau ayus atau ayu yang berarti hidup dengan selamat atau umur panjang, veda atau vida atau vid yang berarti ilmu pengetahuan. Jadi Ayurveda berarti ilmu pengetahuan tentang hidup sehat (sehat pisik, jiwa dan spiritual) dan panjang umur. Sehat dalam Ayurveda adalah memiliki konsep kesehimbangan dalam Tri dosha (Vata=angin, Pitta=panas, kapha=air) dan enzim pada jaringan tubuh (dhatu) berfungsi dengan baik, serta limbah/ekskreta (mala) dibuang secara teratur sehingga mempunyai rasa plong atau bahagia (atma/spirit, Indriya sempurna dan manah/pikiran menjadi tenang. Jadi konsep  dalam konsep Ayurveda orang sehat agar tetap sehat dan panjang umur maka minumlah ramuan penguat tubuh (antioksidan) dan orang yang sakit diobati hingga sembuh atau sehat serta panjang umur. Kalau sudah tubuh sehat atau organ dalam keadaan sehimbang maka terjadilah kebahagiaan batin atau jiwa, normalnya panca indriya dan pikiran segar.
Ayurveda menekankan pada pengobatan traditional dan vahan-bahan obat natural (pancamaha bhuta: tanah, air, udara, api, akasa) yang berupa vahan dari taru ( tanaman), sato atau buron (binatang), toya (air), mineral (garam), madu, susu dan arak/berem/tuak (minuman keras). Orang dikatakan sehat atau tridosha (angin, api/panas dan air) dalam keadaan sehimbang dalam tubuh memiliki ciri-ciri sebagai berikut:

  1. Nafsu makan atau selera makan cukup baik dan teratur.
  2. Nyaman dan nikmat ketika makan
  3. Makanan mampu dicerna dengan baik
  4. Pikiran dan kekuatan tubuh prima
  5. Pengeluaran limbah atau ekskreta lancer (berak, kentut, kencing, sperma, haid)
  6. Panca indriya berfungsi dengan baik
  7. Dapat istirahat atau didur dengan baik

Penyebab tidak sehimbangnya Tridosha (angin, api/panas, air) didalam tubuh disebabkan oelh beberapa factor seperti:  mungkin karena aktifitas yang berlebihan; kelelahan yang sangat; ketegangan mental; ketegangan mental yang mendadak akibat suatu kejadian atau bisa juga karena kelebihan dari suatu obat (overdosis).

  1. Sifat agni , panas, api, sinar  (pitta) yang ada di dalam tubuh

Berfungsi sebagai pembakar atau mencerna atau bertugas mengontrol dan bertanggung jawab terhadap semua metabolisme fisiko-kimia didalam tubuh. Area  kerjanya pada daerah pencernaan, menyerap makanan, pada hati dan limfa sebagai pemberi warna makanan, pada jantung pemberi keinginan dan kerinduan dan pada mata pemberi warna dan bentuk objek serta pada kulit sebagai pemberi panas atau pelumas dari cahaya. Biasanya pergerakannya yang dominan pada siang hari sekitar jam 10.00 sampai jam 14.00, kemudian pergerakan dominan berikutnya sekitar jam 22.00 sampai jam 02.00. Ditandai dengan ensim meningkat, lapar, tubuh terasa ringan. Gangguan-ganggan unsur pada pitta ini biasanya akibat dari makan tidak teratur, puasa, asam, asin, pedas, panas, banyak lemak, hasil permentasi tuak/arak/tape, buah yang rasanya asam. Mengakibatkan suhu tubuh tidak setabil, kekuatan mencerna serta metabolisme terganggu, kurang bergairah, bisa juga terasa terbakar pada organ tubuh, sakit seperti diisap dan terasa panas. Penyakit karena panas (pitta): ini akan muncul bila teja atau agni atau api atau panas dalam tubuh mendominasi. Obatnya bisa berupa ramuan yang memiliki sifat tis (kapha) atau mendinginkan yaitu tanaman obat yang memiliki rasa pahit dan dan nyem, Contoh ramuan: siapkan akar kliki jarak digerus halus lalu diisi dengan sedikit asam ireng (lunak tanek), sedikit temutis, semua ramuan itu dilumatkan untuk diambil airnya, lalu diminum sebagai loloh. Ampas atau sisa saringan bisa ditambah dengan bawang merah dan sedikit adas untuk dipakai boreh disekitar bawah perut (sisikan), ini sangat bagus untuk sakit anyang-anyangan atau kencing seret karena perut panas. Bisa juga menggunakan resep lain berupa daun miana cemeng sekitar 15 lembar direbus lalu ditambahkan dengan 1 sendok minyak kelapa tanusan lalu diminum 3x sehari. Ramuan lain bisa juga kelapa gading muda (kuhud nyuh gading) dipotong ujungnya sampai ketemu airnya, lalu dipanaskan / dipanggang pada bara api, setelah panas airnya dicampurkan dengan telor ayam kampung lalu diminum dalam keadaan hangat-hangat, dagingnya kelapa muda tersebut juga dimakan. Untuk boreh bisa dibikinkan dengan ramuan dari daun liligundi diulek pakai lulur ditambah sedikit minyak kelapa lalu dipanaskan (didadah) untuk dipakai boreh atau lulur. Atau bisa juga dengan memakai daun sembung dicampur dengan buah pisang batu, asam ireng (lunak tanek), 2 iris isen (laos), semua bahan tersebut dilumatkan halus bisa tambahkan sedikit air, diperas lalu diminum 3xsehari masing-masing satu glass.

2. Sifat air atau cairan, lendir (kapha) larutan yang ada di dalam tubuh

Dibentuk dari zat cair seperti air + mineral. Berfungsi sebagai cairan inter dan intra sellular didalam dan diluar sel. Zat kapha ini dominan menempati pada rongga-rongga atau celah-celah tubuh seperti perut, lambung, rongga dada, paru, tenggorokan, kepala, jantung, hidung, mulut, lendir, cairan tubuh, cairan sendi. Pada rongga lambung bertugas membasahi atau merendam makanan sehingga makanan mudah menjadi pasta. Pada otot membantu kontraksi otot tonus dalam pergerakannya. Pada mulut atau lidah sebagai pengecap sad rasa (manis, masam, asin, pedas, pahit dan sepet). Pada kepala sebagai alat pengindra, pengingat dan perasa. pada sendi bertugas sebagai pemelihara pergerakan sendi serta pada kulit sebagai pelumas atau meminyaki kulit agar kulit terlihat mulus (tidak kusam). Biasanya pergerakan sekitar jam 06.00 samapi jam 10.00. kemudian pergerakan dominan berikutnya sekitar jam 18.00 sampai 22.00. Gangguan pada unsur kapha seperti badan terasa dingin berair dan agak berat, kurang merasakan sakit atau saraf kurang peka, gatal-gatal pada kulit dan terasa kurang berminyak, terasa kosong diperut atau kolon, sendi terasa lepas, pengeluaran ekskresi berlebihan, reaksi suhu tubuh terhadap suhu lingkungan menurun, flue,  bersin-bersin. Biasanya penyakit ini dominan muncul pada pagi hari setelah matahari terbit, sore hari setelah matahari terbenam. Penyakit yang ditimbulkan berupa penyakit nyem atau dingin (kapha): ini akan muncul bila apah atau air didalam tubuh meningkat. Obatnya berupa bahan dari yang bersifat panas atau hangat yaitu tanaman obat yang memiliki rasa manis dan asam, pada umumnya dari tanaman obat yang memiliki bunga berwarna putih, kuning dan hijau. Biasanya dibuat ramuan dengan bahan dari daun jinten (5 lembar), caranya cuci bersih daun jinten tersebut, kemudian dihaluskan, setelah halus dimasukan (seduh) dengan 1/2 gelas air panas, biarkan agar sedikit dingin lalu disaring kemudian siap diminum 3 kali sehari. Resep dari ramuan lain bisa juga dengan 30 gram lengkuas yang sudah diiris-iris, 20 gram jahe yang telah diiris-iris, 2 batang serai, 10 butir cengkih, 6 butir kapulaga, dan gula aren secukupnya. Cara Pembuatan: rebus bahan tersebut dengan 2 glas air hingga tersisa 1 glass, disaring, kemudian siap diminum selagi hangat, 3 kali sehari.

3. Sifat angin atau udara (vata) didalam tubuh

Dibentuk dari yang bersifat mirip udara, gas atau angin. Yang memiliki berepa cirri khas sebagai sifat seprti ringan, kering, dingin, sejuk, sifatnya bergerak atau menggerakan. Angin atau udara ini sebagai sumber energy (melalui gerak, napas) dan membantu pengeluaran ekskreta (berak, kencing, keringat) serta penyalur rangsangan dalam saraf. Memiliki fungsi didalam tubuh sebagai penerima rangsangan sensorik dan motorik dan membantu metabolism jaringan serta mengatur fungsi hidup, termasuk janin. Pergerakannya dominan sekitar jam 14.00 samapi jam 18.00. kemudian kembali pada hari berikutnya sekitar jam 02.00 sampai sekitar jam 06.00. Kita bisa rasakan didalam tubuh bila keadaan vata dalam tubuh tidak sehimbang dengan ciri-ciri sebagai berikut: tubuh terasa kemasukan angin, tidak dapat mempertahankan posisi tubuh dengan benar (sempoyongan), kurang kreatif/gembira, terasa haus, terasa mengigil/, beberapa bagain tubuh gemetar / tremor, badan sakit atau meriang diseluruh tubuh terasa ada angin dingin, kulit terasa kasar, badan terasa dingin, terasa pahit atau sepet dilidah, terasa ada pengkerutan (kulit, otot dan saraf), tidak bergairah, nafsu bicara kurang, gerakan tubuh kurang terkendali. Penyebab penyakit pada vata ini dikarenakan makan atau minum yang terlalu asam, aktivitas berlebihan/kelelahan, luka parah, berhujan-hujanan, sering menahan keluarnya ekskreta (kencing, berak) atau bisa juga terlalu lama duduk. Biasanya sakit ini sering muncul pada musin angin, hujan, dingin, dipagi hari (menjelang pagi), menjelang malam, bahkan bisa setelah makan. Tempat yang mendominasi vata pada usus besar, kandung kencing, panggul/persendiaan, telinga, tulang, dls. Unsur vata ini adalah hal yang paling utama didalam tri dosha. Sistem kerjanya cepat dan mandiri serta memiliki pengaruh yang kuat dibandingkan pitta dan kapha. Penyakit yang ditimbulkan berupa penyakit sebaa atau dumelada (vatha): ini akan muncul bila bayu atau angin (pada ruang / eter) dalam tubuh meningkat. Obatnya dari tanaman obat yang memiliki rasa ambar, pada umumnya memiliki aneka warna bunga. Contoh ramuan untuk mengatasi sakit karena angin (vata): Kulit (babakan) ranting dapdap dicampur dengan ketumbar bolong, garam ireng, (uyah areng), cara membuatnya diulek atau dilumatkan lalu disaring untuk diminum airnya setengah gelas 3x sehari.Sebaiknya juga punggung dikerok menggunakan uang logam yang dibasahi minyak kelapa yang dicampur dengan perasan air jahe merah.

Pengobatan ayurveda sangat terkenal di India. Di Bali juga sudah terkenal dengan pengobatan Usada Bali yang tidak kalah pentingnya dengan pengobatan traditional lainnya. Namun kita harus akui bahwa sedikit sekali para ahli Usada Bali yang mampu menggali dan menyebarluaskan kemasyarakat lebih jauh. Namun penulis optimis dengan adanya Fakultas Kesehatan Ayurveda di UNHI Denpasar. Kebetulan penulis juga belajar tentang itu di fakultas ini. Semoga bermanfaat dan mari lestarikan budaya Usada Bali yang adiluhung, kita kemas obat usada dengan kemasan sesuai jaman sekarang, dengan sentuhan kemasan modern tentunya bisa menjadi go international. Sehingga penulis telah mampu memproduksi beberapa obat traditional Usada Bali yang bahan obatnya dari tanaman disekitar kita. Untuk info lebih lanjut bisa hubungi agenta tau redaksi majalah crada. Atau kunjungi web Visionbali Herbal Indonesia di situs online www.visionbali.com/herbal/ atau emai Kami memproduksi beberapa ramuan herbal seperti mengatasi asam urat, reumatik, kaki kesemutan, nyeri persendiaan, kencing batu, tetes mata ayurveda, mengatasi maag, strok, sambelit/ambien, lemah syahwat/penyubur gen, ramuan pengurus badan, mengatasi kanker dls. Menerima pesanan ramuan obat traditional lainnya.
Penulis adalah pemilik VisionBali Herbal Indonesia, praktisi ayurveda sekaligus mahasiswa jurusan ayurveda,  petani, pencinta spiritual, pembisnis export-import, pelaku pariwisata, properti international juga motivator bisnis.

Salam sehat dari VisionBali Herbal Indonesia,
Jl Tukad badung XXIII/27 Renon Seltan, Denpasar.- Bali
Hotmail Phn: 085100426261

Usada

Om Awighnam Astu Namasiwa Budhaya

Pengobatan Usada Bali

Kata usada berasal dari bahasa Sansekerta, yakni ausadhi. Lontar usada yang ada di Bali diperkirakan isinya diambil dari pengetahuan pengobatan di India. Diduga bersamaaan dengan perkembangan agama Hindu di Bali pada abad V usada ini turut menyebar di daerah Bali. Untuk mengetahui secara pasti kapan usada ini mulai muncul dan meluas di Bali tidaklah dapat dikatakan secara pasti. Berdasarkan beberapa peninggalan prasasti yang tersebar di berbagai tempat dan dari sumber lainnya dapat diperkirakan kapan kira-kira usada itu mulai ada dan berkembang di Bali (Nala, 1996).

Pada permulaan abad XI datanglah ke Bali seorang empu dari Jawa Timur yang digelari Empu Kuturan. Setelah berkeliling di Bali, akhirnya beliau mengambil keputusan untuk menetap di desa Silayukti, Padangbai, Karangasem. Di samping menyebarkan pengertian tentang agama Hindu, beliau banyak pula menghasilkan konsep-konsep baru dan menerapkan pendirian sanggah atau merajan serta pura kawian untuk tempat pemujaan leluhur dari sekelompok keluarga, dan dibangun pura kahyangan tiga untuk tempat pemujaan warga sebuah desa. Pura kahyangan tiga dibangun di setiap desa, sebagai lambang utpati – sthiti – pralina, lahir – tumbuh – mati, membangun – memelihara – memusnahkan yang selalu ada di setiap desa. Wujud dari kahyangan tiga di desa itu berbentuk pura Puseh, Desa atau Bale Agung, dan Dalem. Di setiap pura itu disungsung salah satu Dewa Tri Murti. Di pura Desa disungsung Dewa Brahma, lambang utpati, dewa kelahiran dan pencipta, dengan warna merah sebagai simbolnya. Dewa Wisnu sebagai Dewa sthiti, yakni dewa pemelihara dan pengembangan, dengan simbol warna hitam, disungsung di Pura Puseh. Dan di Pura Dalem disungsung Dewa Siwa, Dewa pralina, lambang dewa kematian dengan simbol warna putih (Nala, 1996).

Pada waktu pemerintahan Raja Waturenggong di Gelgel Bali pada tahun 1460-1550 datanglah dari Jawa Timur seorang bhagawan bernama Dang Hyang Dwijendra. Beliau merupakan seorang yang amat tinggi pengetahuannya di semua bidang, termasuk di dalam bidang ilmu pengobatan. Beliau mampu menyembuhkan hampir segala macam penyakit. Beliaulah yang mengembangkan sistem pengobatan di Bali yang dikaitkan dengan sistem mistik-putih, yang terkenal dengan sebutan angen balian sakti. Pada waktu beliau datang, di Bali sebenarnya telah ada pula sistem pengobatan yang sudah ada sejak jaman dahulu. Sistem ini diwariskan turun-temurun tanpa ditulis. Sejak datangnya Dang Hyang Dwijendra inilah penulisan Usada lebih digalakkan lagi, yang telah dirintis oleh para pendahulunya, termasuk Empu Kuturan. Maka bermunculanlah berbagai macam usada yang ditulis di atas daun lontar, seperti Usada Sari, Budha Kecapi, Kalima Usada, Taru Premana, Dharma Usada yang bersifat umum dan beberapa usada yang menjurus ke penyakit khusus, seperti Usada Dalem (penyakit dalam), Netra (mata), Sasah Bebai (penyakit bebainan), Buduh (gila), Tatenger Beling (mendiagnosis kehamilan), Upas (Racun, bisa) dan masih banyak lainnya lagi. Di samping itu, ada pula berbentuk tutur yangditulis juga di atas daun lontar, tetapi isinya tentang filsafat sehat sakit, aksara sakti, gambar lambing yang sulit dicerna oleh orang awam. Lontar tutur ini penyimpanannya amat dirahasiakan dan dihormati lebih dari lontar usada. Menurut beberapa ahli kebalianan, orang yang tidak teguh imannya dapat menjadi gila kalau membaca lontar tutur ini. Karena itulah dipingitkan sekali keberadaan lontar ini agar tidak dibaca oleh anak-anak dan orang yang tidak teguh pikirannya (Nala, 1996).

Jika disimak lebih dalam isi lontar tutur maupun usada yang beredar di Bali, sumber utamanya kebanyakan dari kitab Ayurveda. Kitab ini bukanlah kitab suci Yajur Veda yang merupakan salah satu dari kitab suci Catur Samhita Veda Sruti. Kitab Ayurveda ini adalah bagian dari kitab Upaveda dari Veda Smerti. Pada dasarnya beberapa bagian dari isi kitab Ayurveda ini diambil dari kitab Atharva Veda yang banyak memuat tentang ilmu pengobatan beserta doa-doanya. Kitab Atharva Veda ini memang bagian dari kitab suci Catur Samhita Veda Sruti (Nala, 1996).

 

1.2    Filosofi Usada

Di beberapa daerah kata Usada yang berasal dari bahasa sansekerta telah dijadikan bahasa Bali, sehingga menjadi wisada, yang berarti ubad, tamba, atau obat. Lontar Usada yaitu lontar yang menguraikan tentang penyakit, nama-nama penyakit, pemberian obat serta penyembuhan dengan cara-caranya (Suputra, 2009). Usada Bali merupakan suatu pengetahuan pengobatan yang disusun berdasarkan suatu acuan tertentu digabungkan dengan pengalaman praktik pengobatan di Bali selama ratusan tahun. Usada tidak hanya berisi penyakit dengan ramuan tumbuhan saja, tetapi juga mencakup pengetahuan tentang medico-psikomatik, farmakologi, farmasi, cara mendiagnosis penyakit, tanda-tanda kehamilan, merawat bayi, hari baik untuk melaksanakan pengobatan, sampai tanda-tanda seseorang yang akan meninggal (Sutara, 2007).

Usada umumnya terdapat dalam naskah kuno lontar yang ditulis dengan Bahasa kuno (Sansekerta) tersebar di masyarakat atau etnis Bali, terutama dari Balian, pemuka adat, para pelaksana upakara adat dan ada yang telah tersimpan di Gedung Kertya (Singaraja), Perpustakaan Pusat Denpasar, dan Fakultas Sastra Universitas Udayana. Isi dari satu usada dengan usada lain terdapat persamaan pengobatan tetapi penggunaan bahan dapat berbeda, selalu ada kekhasan masing – masing sesuai nama usada. Pokok pengetahuan yang menjadi dasar usada adalah mencangkup pandangan masyarakat Bali tentang sifat manusia (Bhuana alit, mikroskosmos) dan hubungannya dengan alam nyata (sekala), alam gaib (niskala), dan lingkungan tempat manusia hidup (Bhuana agung, makrokosmos) (Sutara, 2007).

Manusia disebut sehat apabila semua sistem dan unsur pembentuk tubuh (panca maha bhuta) yang berhubungan dengan aksara panca brahma (Sang, Bang, Tang, Ang, Ing) serta cairan tubuhnya berada dalam keadaan seimbang dan dapat berfungsi dengan baik. Sistem tubuh dikendalikan oleh suatu cairan humoral. Cairan humoral ini terdiri dari tiga unsur yang disebut dengan tri dosha (vatta = unsur udara, pitta = unsur api, dan kapha = unsur air). Tiga unsur cairan tri dosha (unsur udara, unsur api, dan unsur air) dalam pratek pengobatan oleh balian dan menurut agama Hindu di Bali (Siwasidhanta), Ida Sang Hyang Widhi atau Bhatara Siwa (Tuhan) yang menciptakan semua yang ada di jagad raya ini. Beliau pula yang mengadakan penyakit dan obat. Penyakit itu tunggal dengan obatnya. Apabila salah cara mengobati, maka akan menjadi penyakit dan apabila benar cara mengobati akan menjadi sembuh (sehat). Secara umum penyakit ada tiga jenis, yakni penyakit panes (panas), nyem (dingin), dan sebaa (panas-dingin). Demikian pula tentang obatnya. Ada obat yang berkhasiat anget (hangat), tis (sejuk), dan dumelada (sedang). Dewa yang melaksanakan semua aktivitas ini adalah Brahma, Wisnu, dan Siwa yang disebut juga dengan Sang Hyang Tri Purusa atau Tri Murti atau Tri Sakti. Wujud Beliau adalah api, air, dan udara. Penyakit panes dan obat yang berkasihat anget, menjadi wewenang Bhatara Brahma. Bhatara Wisnu bertugas untuk mengadakan penyakit nyem dan obat yang berkasihat tis. Bhatara Iswara mengadakan penyaki sebaa dan obat yang berkasihat dumelada (Prastika, 2008).

Suatu penyakit tidaklah hanya merupakan gejala biologi saja, tetapi memiliki dimensi yang lain yakni sosial budaya. Suatu penyakit tidaklah cukup disembuhkan dengan hanya ditangani masalah biologinya saja, tetapi harus digarap masalah sosial budayanya. Pertolongan pengobatan yang dicari masyarakat pada umumnya bukanlah karena penyakit yang patogen, tetapi kebanyakan akibat adanya kelainan fungsi dari tubuhnya. Pengobatan dengan usada masih dipercaya masyarakat Bali banyak manfaatnya untuk menyembuhkan orang sakit (Prastika, 2008).

0