Kolang-Kaling dan Manfaatnya

Tanaman aren (Arenga pinnata Merr.) dimanfaatkan oleh masyarakat selama ini untuk pemenuhan kebutuhan hidup sehari-hari. Batang dimanfaatkan sebagai bahan baku pembuatan kerajinan, ijuk dimanfaatkan dalam pembuatan sapu, daun dimanfaatkan sebagai bahan dekorasi, buah dimanfaatkan dalam pembuatan kolang- kaling, air nira yang dihasilkan dimanfaatkan untuk pembuatan gula merah dan juga sebagai bahan utama untuk minuman tradisional, sedangkan bijinya yang banyak terbuang & begitu saja tidak dimanfaatkan oleh masyarakat.

Kolang-kaling merupakan salah satu komponen yang tidak lepas dengan es campur di masyarakat. Kolang-kaling sebenarnya merupakan inti biji dari buah aren yang telah di olah.

Buah aren (dinamai beluluk, caruluk dan lain-lain) memiliki 2 atau 3 butir inti biji (endosperma) yang berwarna putih tersalut batok tipis yang keras. Buah yang muda intinya masih lunak dan agak bening. Buah muda dibakar atau direbus untuk mengeluarkan intinya, dan kemudian inti-inti biji itu direndam dalam air kapur beberapa hari untuk menghilangkan getahnya yang gatal dan beracun.[1] Cara lainnya, buah muda dikukus selama tiga jam dan setelah dikupas, inti bijinya dipukul gepeng dan kemudian direndam dalam air selama 10-20 hari. Inti biji yang telah diolah itu, diperdagangkan di pasar sebagai buah atep (buah atap) atau kolang-kaling.

Secara empiris oleh masyarakat kolang-kaling dimanfaatkan untuk menjaga sistem kekebalan tubuh karena kandungan vitamin C yang dapat mencegah radikal bebas. Selain itu kolang-kaling dipercaya dapat membantu melancarkan pencernaan karena kandungan seratnya yang tinggi, membantu memperkuat tulang dan membantun mencegah anemia.

Serat sangat penting bagi kesehatan manusia. Jika kita makan makanan yang kaya serat maka akan menjauhkan kita dari masalah kesehatan seperti penyakit jantung, sembelit, kanker, diabetes dan obesitas.Salah satu sumber pangan yang mengandung serat adalah buah kolang-kaling (Arenga Pinnata) (Dewantara & al, 2016). Kandungan serat yang tinggi pada buah ini telah dikemukakan oleh (Muhammad Huzaifah Mohd Roslim et al, 2017) dalam penelitiannya pemanfaatan serat dari alam. Pada penelitian (Anggraeny, 2019)bahkan disebutkan Kolang-kaling ini mengandung flavonoid, alkaloid dan kuinon yang mungkin memainkan peran penting dalam aktivitas analgesik dan anti-inflamasi. Cukup banyak manfaat yang bisa diperoleh dari kolang-kaling.

Refrence

Muhammad Huzaifah Mohd Roslim et al. (2017). A review of sugar palm (Arenga pinnata): Application, fibre characterisation and composites. ResearchGate, 10.1108.

Dewantara, Y. F., & al, e. (2016). Candied Kolang-Kaling (Arenga Pinnata) with Dye Flower Extract Rosella as a Healthy Snack for School Children. Atlantis Press, Vol 8.

Anggraeny, E. S. (2019). Sugar Palm Fruits (Arenga pinnata) as Potential Analgesics and Anti-Inflammatory Agent . MCBS, 107-14.

Ariefa, D. A., Sangia, M. S., & Kamu, V. S. (2017). Skrining Fitokimia Dan Uji Toksisitas Ekstrak Biji Aren (Arenga pinnata MERR.). JURNAL MIPA UNSRAT ONLINE, 12-15.

0