Kemuliaan air menurut ajaran Agama Hindu

1.1 Latar Belakang
Om Swastiastu, Om Awighnamastu Namo Siddham. Terlebih dahulu, kami haturkan pangaksama mohon maaf sebesar – besarnya ke hadapan Ida Hyang Parama Kawi – Tuhan Yang Maha Esa serta Batara-Batari junjungan dan leluhur semuanya. Agar supaya, tatkala menceriterakan keberadaan, nama-nama atau manisfestasi Tuhan dan para leluhur yang telah pulang ke Nirwana, kami terlepas dari kutuk dan neraka.
Kemuliaan air buat seisi alam, kata air adalah suatu hal yang tidak asing lagi bagi kehidupan mahkluk hidup. Semua yang dikatakan hidup membutuhkan air. Tanpa air, tidak akan ada kehidupan. Air yang menopang kehidupan memainkan peran sangat penting dalam setiap langkah hidup kita. Tiga perempat tubuh manusia terdiri dari air. Air terdapat dalam bentuk cair, es, atau salju dan uap. Terdapat hampir di semua tempat dalam berbagai bentuk dan menutupi 70% permukaan Bumi. Air sama dengan kehidupan.
Air umumnya ditemukan dalam bentuk cair, tetapi banyak juga air yang terdapat dalam bentuk salju dan es. Sebagian kecil air terdapat di atmosfer dalam bentuk uap air. Air dapat menguap pada temperature berapapun di atas titik beku (0 derajat Celcius). Pada suhu yang panas air berubah dari cair ke gas. Dalam bentuk gas, air hamper tidak dapat dilihat. Air sebagian besar terdapat di laut (air asin) dan pada lapisan-lapisan es (di kutub dan puncak-puncak gunung), akan tetapi juga dapat hadir sebagai awan, hujan, sungai, muka air tawar, danau, uap air, dan lautan es.
Air melarutkan banyak substansi lain dengan mudah dan karena itu, berfungsi sebagai pelarut yang baik. Air juga mempunyai daya apung karena tekanan ke atas dari air. Substansi yang kurang padat dibanding air akan tenggelam. Berabad – abad lalu, seorang ahli matematik Yunani, Archimedes (287 – 212 SM) menemukan bahwa berat berbagai benda menjadi lebih ringan jika berada di dalam air daripada di udara. Tekanan ke atas dari air yang mengenai benda – benda yang berada di dalam air sama dengan berat air yang tumpah, berat benda yang hilang dalam air setara dengan berat air yang tumpah. Ini dikenal sebagai hukum Archimedes. Peredaran air alami dalam atmosfer disebut siklus air. Air menguap dari permukaan Bumi ke atmosfer, baik melalui penguapan dari laut, sungai, maupun danau dan melalui penguapan dari tanaman serta tumbuhan. Air di atmosfer membentuk awan, yang berkondensasi untuk akhirnya jatuh ke tanah dan laut dalam bentuk hujan atau salju.
Sumber daya air merupakan karunia Tuhan Yang Maha Esa yang memberikan manfaat untuk mewujudkan kesejahteraan bagi seluruh rakyat Indonesia dalam segala bidang air. Makin hari air akan menghadapi ketidakseimbangan antara ketersediaan air yang cenderung menurun dan kebutuhan air yang semakin meningkat, sumber daya air wajib dikelola dengan memperhatikan fungsi sosial, lingkungan hidup dan ekonomi secara selaras. Pengelolaan sumber daya air yang berkurang baik dapat menyebakan kekurangan air, ini bisa menyulut konflik yang menjadikan suatu masalah. Indonesia telah memiliki undang-undang yang mengatur sumber daya air dalam Undang-undang Nomor 11 Tahun 1974 tentang Pengairan kemudian disempurnakan lagi menjadi undang-undang nomor 7 tahun 2004 tentang Sumber Daya Air. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor: 416/MEN.KES/Per/IX/1990, tentang syarat-syarat dan Pengawasan Kualitas Air.
Di Bali juga dibeberapa komunitas social kemasyarakatan sudah memiliki awig-awig (aturan dari masyarakat untuk masyarakatnya) seperti berupa awig-awig pemanfaatan air si suatu komunitas subak, awig-awig menjaga kesucian sumber air (petirtan), adanya pura khusus untuk menghormati air seperti Pura Beji dan dan yang lainya berhubungan dengan air. Sehingga dalam teologi Hindu kita mengenal dewa air (Dewa Wisnu), Dewa Surya, Dewa Awan, Dewa Angin, Dewa Laut, Dewa Gunung, Dewa Sungai, Dewa Danu dan sebagainya yang sangat berperan yang berhubungan dengan air. Semua itu sebagai penghormatan manusia terhadap kemahaan Tuhan.
Mengingat begitu pentingnya air maka maka sangat perlu diangkat tentang Kemuliaan air dalam budaya Hindu di Bali. Kita semua perlu menyadari bahwa kelangsungan peredaran air dimuka ini harus dijaga. Kita harus mengharmoniskan dan selalu menjaga agar alam sehimbang. Kita perlu mencegah pemotongan pohon-pohon sembarangan, mencegah membuang limbah sembarangan dan yang menyebabkan alam termasuk atmosfir ini kotor.
Tujuan  Pembuatan text tentang air ini secara umum: (1) Memberikan informasi lebih lanjut ke masyarakat bagaimana dasar-dasar terbentuknya air dalam budaya Hindu di Bali; (2) Memberikan sumbangsih ke masyarakat tentang Jenis air apa saja yang ada dalam budaya Hindu di Bali; (3)  Memberikan informasi ke masyarakat  apa manfaat air buat kehidupan dalam budaya Hindu di Bali dan (4) Menggali dan menyadarkan diri tentang pentinya air untuk kehidupan kita.

Tujuan secara khusus memiliki tujuan: (1) Memperkaya pengetahuan kita tentang bagaimana dasar-dasar terbentuknya  air, jenis air, dan manfaat air  dalam budaya Hindu di Bali dan (2) Memberikan sumbangsih kepada dalam akademi / dunia pendidikan dan pemerintah bahwa berbagai pentingnya air, jenis buat kelangsungan mahkluk hidup di bumi ini.

Menurut Muhammad (2013: 8), Air adalah suatu bentuk zat atau materi yang berbentuk chair dengan rumus kimia H2O (suatu molekul air yang tersusun atas dua atom hydrogen yang terikat secara kovalen pada satu atom oksigen).
1. Bagaimana terbentuknya  air dalam budaya Hindu.
Hindu memandang bahwa sumber siklus keberadaan air termasuk penguapan. Ini sebagai suatu perputaran yang alamiah namun selain kontek secara alamiah itu ada suatu sisi metafisika yang memang ada sebuah kekuatan yang bersumber dari satu sosok agung yang mengaturnya yakni para Dewa. Sebagai sumber energy penggerak yakni Sang Hyang Surya (Dewa Matahari), kekutan gudangnya air yaitu laut yang diberi kuasa sebagai pemegang kekutan yaitu Sang Hyang Waruna, kekutan penyimpan uap atau awan yang menjadikan hujan adalah kuasanya Bhatara Indra, kekutan pendorongnya adalah kuasa Sang Hyang Maruta. Dewa-dewa yang lainnya juga berperan ikut serta berperan penting memberikan kekuatan  sesuai fungsinya masing-masing seperti Dewa Wisnu, Dewa gunung, Dewi Danu, Dewi sungai dan Dewa-dewi lainnya (Adnyana, 2009: 19)
Sinar matahari memiliki kekuatan/energy yang sangat besar membuat perputaran siklus air menjadi hujan. Seperti dikatakan dalam Yayur Veda Samhita. I.25 “Semoga matahari mencurahkan hujan di bumi melalui sinarnya”. Dalam hal ini air menguap, lalu mengalami proses kondensasi dan terbentuklah awan. Awan berkumpul dan pada titik jenuh tertentu, ia turun menjadi hujan. Jika hujan turun itu langsung jatuh di daratan, danau, sungai ataupun dilaut. Kemudian mengalami penguapan kembali, dan membentuk awan lagi, lalu jatuh kembali menjadi hujan. Dalam kitab Veda ada disebutkan mantra sebagai berikut:
” air yang mengalir menuju samudra,
dan naik keatas menuju angkasa dan memelihara
obat-obatan diurnikan oleh sinar-sinar itu”.
(Yayur Veda.I.12)

2. Jenis air apa saja yang ada dalam budaya Hindu.
Air merupakan sumber kehidupan yang tidak dapat tergantikan oleh apa pun juga. Tanpa air manusia, hewan dan tanaman tidak akan dapat hidup. Air di bumi secara umum dapat digolongkan menjadi dua, yaitu : (1) Air Tanah, air tanah adalah air yang berada di bawar permukaan tanah. Air tanah dapat kita bagi lagi menjadi dua, yakni air tanah preatis yaitu air tanah yang letaknya tidak jauh dari permukaan tanah serta berada di atas lapisan kedap air / impermeable dan air tanah artesis letaknya sangat jauh di dalam tanah serta berada di antara dua lapisan kedap air;  (2) Air Permukaan yaitu air yang berada dipermukaan tanah dan dapat dengan mudah dilihat oleh mata kita. Contoh air permukaan seperti laut, sungai, danau, kali, rawa, empang, dan lain sebagainya.  Air permukaan dapat dibedakan menjadi dua jenis yaitu : (1) Perairan Darat adalah air permukaan yang berada di atas daratan misalnya seperti rawa-rawa, danau, sungai, dan lain sebagainya dan;  (2) Perairan Laut yaitu air permukaan yang berada dilautan luas. Contohnya seperti air laut yang
berada di laut (Ali, 7/4/2011).
Kita ketahui bahwa sumber air meruapkan kompone penting untuk penyediaan air bersih karena tanpa sumber air maka suatu system penyediaan air bersih tidak akan berfungsi. Secara umum ada 5 macam sumber air antara lain: (1) Air Laut,  Air ini sifatnya asin karena mengandung kadar garam Nacl sekitar 3% dengan keadaan ini maka air laut tidak memenuhi syarat untuk diminum;  (2) Air Hujan; (3) Air Permukaan  (air sungai, air hempang, air danau, air pancoran, dan lainnya) atau air yang mengalir di perbukaan bumi;  (4) Air Tanah, air yang berada di bawah tanah di dalam zone jenuh dimana tekanan hidrstatiknya sama atau lebih besar dari tekanan atmosfer (Suryono, 1993:1) dan ; (5) Mata Air (kelebutan), air tanah yang keluar dengan sendirinya ke permukaan tana dengan hampir tidak dipengaruhi oleh musim, sedangkan kualitasnya sama dengan air dalam.

3. Apa manfaat air buat kehidupan dalam budaya Hindu. Berikut ini beberapa manfaat air dalam budaya Hindu di Bali:
3.1. Air Buat Kesuburan dan Kelangsungan Kehidupan (Adnyana, 2009:16).
Dalam kitab Yayur Veda Samhita ada disebutkan:
” Yajna yang diinginkan mencapai angkasa bersenyawa dengan udara dengan sinar matahari.
Darinya kemudian menurunkan hujan pada kami,
yang mengisi alur-alur sungai, batang tanaman dan
segala macam tumbuhan dan juga bunga”.
(Yayur Veda.II.16)
Sirkulasi air dengan baik berkat kekuatan matahari. Sinar sucinya yang kuat membuat air-air menguap setelah terkondenisasi sampai tingkat jenuh maka terjadilah hujan membasahi permukaan bumi, mengisi waduk-waduk, mengaliri sungai, dan menyuburkan segala macam kehidupan yang terdapat dipermukaan bumi.  Hal tersebut tentunya akan memiliki manfaat yang sangat luar biasa buat kehidupan.

3.2. Keperluan Kegiatan Spiritual Keagamaan.
Dimasyarakat Bali sudah terbiasa melakukan kegiatan kerohanian berupa tirtayatra. Menurut Jero Mangku Buda (2012:3) menyebutkan kata tirtayatra berasal dari bahasa sansekerta, dari dua kata yaitu tirta dan yatra. Tirta menurut kamus bahasa sansekerta dan para ahli mempunyai banyak pengertian, seperti: permandian, sungai, kesucian, air suci, tempat ziarah. Dari pengertian itu tirtayatra memiliki makna membersihkan atau menyucikan dengan air, sedangkan yantra berarti perjalanan suci. Jadi tirtayatra adalah perjalanan suci untuk mendapatkan air suci.
Air sebagai sarana pembersih rohani (Pemangku Menurut Tradisi Hindu Di Bali). Kalau di Bali kita mengenal upacara Pemangku (Ruwatan). Pemangku adalah salah satu ciri khas Spiritualisme Hindu. Sebab pemangku telah ada sejak jaman Veda, dimana dalam Veda sendiri tentang pemangku ada dibahas dalam belasan sloka. Tapi dalam agama lain juga ada, seperti misalnya dalam tata cara Buddha di Tibet dan kamboja.      Kata Pemangku adalah berasal dari bahasa jawa kuno yaitu lukat yang artinya bersih, pemangku yang simpel bisa kita laksanakan pada mata air /aliran sungai di laut atau pertemuan laut dan sungai kalau di bali biasanya dekat pura segara atau di beji. Pemangku adalah menerima pembersihan dan penyembuhan langsung dari Ibu pertiwi dan Bapak alam semesta. Medianya adalah air, karena air di alam berfungsi sebagai media penghantar dan sekaligus sumber vibrasi energi suci alam semesta yang sangat baik. Energi-energi negatif yang menghambat di dalam diri kita dicerai-beraikan, untuk kemudian diselaraskan dengan energi alam semesta yang suci.

Fenomena ketidak seimbangan aliran energi ini sendiri bisa dideteksi sejak awal mula sekali, melalui kondisi kesehatan kita dan bagaimana riak-riak emosi dan perasaan kita sendiri. Di berbagai belahan dunia, “purification bath” atau pemangku selalu dilakukan langsung berinteraksi dengan alam, agar alam semesta yang  melakukan pemurnian. Tapi kalau di Bali ada juga pemangku dilaksanakan melalui perantara oleh pandita, pemangku atau orang-orang tertentu seperti balian, dasaran, dll. Akan tetapi pemangku seperti itu sangatlah ditentukan oleh tingkat kesiddhian dan kebersihan bathin orang yang melakukan penglukatan tersebut. Dan kita tidak tahu. Yang terbaik tetaplah pembersihan dan penyucian ini dilakukan langsung oleh alam semesta, karena alam semesta memiliki sifat memurnikan.
Menurut Rudra Deda (5.12.12015) menyebutkan keseluruhan alam semesta ini adalah rangkaian samudera energi (Prakriti) yang maha luas. Didalam Rig Veda ada menyebutkan, “Aditer dakso ajayata, daksa duaditih pari”  artinya: “Dari materi asalnya energi dan dari energi asalnya materi”. Pohon, batu, awan, gunung, dll, semuanya adalah serangkaian energi yang berwujud materi. Tubuh dan pikiran kita-pun juga serangkaian energi. Kita makan dan minum adalah manifestasi sederhana dari merubah materi (makanan dan minuman) menjadi energi. Banyak orang yang bertanya-tanya mengapa perasaan mereka tidak tentram, gelisah, mudah marah, mudah mengantuk, mudah lelah, sakit kepala, mimpi-mimpi intens, sakit-sakitan, merasa kacau, dll. Ini semua disebabkan oleh adanya ketidakseimbangan aliran energi dalam tubuh kita, dimana potensi energi untuk semua hal itu ada dalam diri kita. Sehingga kita perlu mencerai-beraikan energi-energi negatif yang menghambat di dalam diri kita melalui bantuan energi-energi alam semesta yang suci.
Berasil atau tidaknya sebuah ritual penglukatan (ruwatan pembersihan) sedikitnya dipengaruhi oleh empat factor,yaitu : Kebersihan bathin dan keseharian kita sendiri. Analogi yang mungkin mendekati untuk bisa menjelaskan adalah : pikiran dan badan kita ini ibarat gelas yang akan menampung energi alam dan energi alam ibarat air yang akan mengisi gelas tersebut. Semakin bersih pikiran kita dari sad ripu, semakin besar ”gelas-nya”, sehingga semakin banyak energi suci alam yang bisa ditampung dan hasilnya tentu semakin baik. Tapi jangan khawatir bagi orang yang merasa bathin dan kesehariannya kurang bersih. Bagi orang yang tidak-tenang, gelisah, banyak marah, banyak benci, penuh nafsu, dll, justru pemangku bisa sangat membantu menetralisir energi-energi negatif di dalam diri kita. Tapi dengan catatan hal ini harus dilakukan dengan benar dan rutin, sehingga pemangku dapat menjadi hal yang sangat membantu meningkatkan pertumbuhan (evolusi) jiwa kita.     Lokasi. Lokasi pemangku sangatlah penting untuk kita perhatikan, baik secara niskala maupun sekala. Pemangku harus dilaksanakan pada tiga lokasi titik air di alam yang terbaik, yaitu: sumber mata air dimana dijadikan tempat suci (misalnya : beji, pathirtan, dll), sungai suci atau pada campuhan (titik pertemuan dua buah sungai atau lebih) tertentu atau bisa juga di pantai (laut). Lokasi-lokasi seperti ini umumnya memiliki vibrasi positif yang sangat kuat. Didalam sloka ada disebutkan bahwa:
“Upahvare girinam samghate ca
Nadinam, dhiya vipro ajayata”
(Rig Veda VIII.6.28)
Artinya:
Di tempat-tempat yang hening, di gunung-gunung (daerah pegunungan) pada pertemuan dua buah sungai (campuhan), disanalah para maharsi mendapatkan pemikiran yang jernih (suci)”.

Adapun sloka lain menyebutkan sebagai berikut:
“Tam u sucim sucayo didivansam, Apam napatam parithasthur apah”
(Rig Veda II.35.3)
Artinya:
“Air suci murni yang mengalir, baik dari mata air maupun dari laut, mempunyai kekuatan yang menyucikan”.
Ada empat hal yang sebaiknya kita perhatikan didalam ruwatan pemangku:
1. Secara niskala (fibrasi Spiritual) yang merupakan sumber mata air, campuhan atau pantai tempat pemangku, selayaknya dipilih yang memiliki vibrasi energi alam yang kuat. Akan tetapi tentunya hal ini tidak bisa dilihat oleh orang biasa secara kasat mata, hanya bisa dilihat oleh orang-orang yang mata bathinnya sudah terbuka. Tapi seandainya kita orang biasa yang tidak tahu caranya, kita bisa mencoba berbagai tempat pemangku terlebih dahulu. Lalu kita bisa memastikannya dengan merasakannya sendiri, lokasi mana yang paling bisa membuat bathin kita menjadi jernih dan sejuk;
2. Secara sekala (kasat mata) sumber mata air, campuhan atau pantai tempat pemangku, harus memiliki air yang bersih atau jernih dan tidak tercemar. Karena hal ini juga ikut mempengaruhi kualitas air sebagai media perantara;
3. Tehnik, di bagian penjelasan tentang tehnik ini ada dua hal yang sebaiknya menjadi perhatian kita, yaitu pertama : persembahyangan, sebelum pemangku maupun setelah pemangku.Dimanapun kita pemangku, kita sembahyang dahulu disana sebelum pemangku. Kalau anda punya pejati bagus, tapi kalau tidak ada pejati dengan bekal satu canang dan dupa saja sudah cukup. Seandainya juga tidak ada canang dan dupa, bisa kita gantikan dengan mempersembahkan Gayatri Mantra. Persembahyangan permohonan penyucian sebelum pemangku sangat penting, karena kalau diberkahi, kualitas kesucian air akan meningkat tajam. Kita mohon kepada Hyang Acintya dan dewa-dewi yang berstana disana, agar melalui penglukatan tersebut badan dan pikiran kita dibersihkan dari segala energi negatif. Khusus untuk di laut, kita mohonkan kepada Hyang Acintya dan Hyang Baruna (Dewa Varuna). Kemudian, setelah selesai pemangku, kita kembali sembahyang mengucapkan terimakasih. Lebih baik lagi kalau dilanjutkan dengan meditasi. Kedua : Pemangku tanpa busana, ada dua yang melatar belakang mengapa kita sebaiknya pemangku tanpa busana, antara lain:
A. Karena sesungguhnya ketelanjangan memiliki energi pembebasan yang sangat besar. Ketika kita tanpa sehelai benang-pun, disana terjadi banyak sekali pelepasan energi-energi negatif yang menekan dan membebani bathin kita. Itulah rahasia-nya mengapa dalam berbagai tradisi spiritual hal ini banyak dilakukan. Misalnya di Jawa kita mengenal Tapa Wuda (meditasi yang dilakukan tanpa busana). Juga di India para yogi himalaya (naga sadhu] dari salah satu sekte Shiva-Tantra, mahayogi bernama Mahavira dan para pertapa-pendeta dari Agama Jain, mereka semua bahkan terus menerus sepanjang waktu kemana-mana tanpa sehelai benangpun. Ketelanjangan abadi mereka tentu saja bukan porno, terutama karena porno hanyalah sebentuk pemikiran, akan tetapi sebaliknya karena dari ketelanjangan terdapat energi pembebasan yang sangat besar. Energi ini oleh alam semesta akan ditransformasikan menjadi energi positif bagi badan (menguatkan dan menyembuhkan badan fisik) dan energi positif bagi pikiran (membersihkan bathin dari kemarahan, dendam, iri hati, rasa inguh, kebencian dan pikiran gelap lainnya). Dalam teks-teks Hindu ini disebut “avadhuta digambara”, yang berarti “berpakaian langit  yang suci”. Tanpa penghalang apapun melekat di badan, sebagai penyatuan kosmik dengan keseluruhan alam semesta yang tak terukur batas-batasnya. Serta melepaskan banyak energi-energi negatif yang menekan bathin kita. Dari rasa takut menuju ketabahan, dari kemarahan menuju welas asih, dari kebencian menuju perdamaian, dari keinginan menuju pelepasan, dari kegelapan menuju penerangan. Dimana semuanya adalah satu manunggal tanpa batas. Kita bukanlah tubuh ini dan pikiran ini, melainkan semuanya adalah satu manunggal tanpa batas dalam kemahasucian semesta.

B. Karena seluruh bagian dari badan, termasuk bagian yang tersembunyi, semuanya harus berinteraksi langsung dengan air tanpa halangan. Sehingga proses pembersihan dapat terjadi sempurna. Seperti halnya alam semesta (bhuana agung), badan kita (bhuana alit) juga terbagi menjadi Tri Loka (tiga bagian tubuh). Bhur Loka pada badan kita termasuk bagian pusar ke bawah sampai ujung kaki. Bvah Loka pada badan kita adalah bagian leher ke bawah sampai pusar. Svah Loka pada badan kita adalah bagian leher keatas sampai ujung kepala. Di masing-masing bagian tersebut terdapat kekacauan simpul-simpul energi negatif yang ketiganya saling berhubungan satu sama lain. Pada Svah Loka titik pusat simpul energy negatif-nya terletak pada wilayah dahi, yang merupakan simpul energi dari kecenderungan pikiran atau persepsi pikiran kita. Pada Bvah Loka titik pusat simpul energi negatif-nya terletak pada wilayah dada, yang merupakan simpul energi dari emosi dan perasaan kita, seperti misalnya : rasa sedih, rasa senang, rasa marah, rasa kecewa, dll. Pada Bhur Loka titik pusat simpul energi negatif-nya terletak pada wilayah antara kemaluan dan dubur, yang merupakan simpul energi dari kecenderungan binatang kita, seperti misalnya : tidak ada sifat welas asih, tega, kejam, serakah, mementingkan diri sendiri, penuh nafsu keinginan, suka berkelahi, bertengkar, iri hati, dll. Sangat penting dalam proses pembersihan ini, seluruh bagian dari badan, termasuk bagian yang tersembunyi, semuanya harus berinteraksi langsung dengan air tanpa halangan. Itulah sebabnya dilakukan tanpa busana. Karena hanya dengan badan yang sepenuhnya terbuka, disana seluruh kekacauan simpul-simpul energi negatif yang ada pada ketiga loka pada lapisan-lapisan badan kita akan dibersihkan secara menyeluruh. Sehingga proses pembersihan ini efektif, dimana energi suci alam semesta terdistribusi dengan baik, dapat lebur menyatu dengan keseluruhan lapisan badan fisik dan lapisan badan halus kita.     Para pertapa asketik di India bersiap-siap pemangku di Sungai Gangga. Saat akan memulai pemangku ucapkan mantra ini :
“Apo adyanv acarisam rasena sam agasmahi.
Payasvan agna a gahi sam prayaya sam ayusa
(Rig Veda I.23.23)
Sekarang kami menerjunkan diri ke dalam air ini, kami meleburkan diri manunggal dengan kekuatan yang mewujudkan air ini. Semoga kekuatan suci    yang tersembunyi dalam air ini, menyucikan dan memberikan kekuatan suci kepada kami. Tepat sebelum pemangku ucapkan mantra ini:
Apo asman matarah sundhayantu.
Ghrtena no ghrtapvah punantu
Visvam hi ripram pravahanti devir
Ud id abhyah sucir a puta emi
(Rig Veda X.17.10)
Artinya:
” Semoga air suci berkah alam semesta ini menyucikan diri kami sehingga kami bercahaya gemerlapan. Semoga diri kami dibersihkan oleh air suci ini. semoga air suci ini melenyapkan segala kekotoran kami. Kami akan bangkit dari kegelapan dan memperoleh kesucian darinya”
Saat pemangku ucapkan mantram ini : “Om sarira parisudhamàm    swàha”  (semoga badan fisik dan badan pikiran hamba menjadi suci). Kalau pemangku di mata air, ucapkan mantram tersebut di setiap pancuran    masing-masing sebelum kita membasahi rambut, membersihkan seluruh    bagian badan dan sebelum meminum airnya tiga kali. Kalau pemangku di campuhan atau laut, ucapkan mantram tersebut sama juga sebelum kita membersihkan diri, tapi tidak usah meminum airnya. Lebih baik lagi kalau proses pemangku ini terutama di mata air dan campuhan, kita lakukan juga sambil mandi dan keramas dengan sabun dan shampoo. Sama dengan apa yang tertulis dalam Veda :     Jalasena–abhi sincata, Jalasena-upa sincata (Atharva Veda VI.57.2). Mandilah seperti biasa dan basahi seluruh bagian tubuh yang terkena air langsung yang dipengaruhi oleh penyakit dan energi negative di dalam air suci;
4. Waktu. Sebenarnya waktu untuk pemangku baik dan bisa dilakukan kapan saja setiap saat. Akan tetapi pada waktu-waktu tertentu vibrasi kosmik alam semesta lebih kuat dibandingkan hari-hari lainnya. Veda menyebutkan bahwa matahari mempengaruhi kepribadian kita dan bulan mempengaruhi pikiran kita. Kalender Bali dan Kalender Jawa (dengan dewasa ayu / hari baik-nya) sebenarnya adalah buku petunjuk yang selaras dengan Veda, yang diwariskan oleh tetua kita untuk kita semua, untuk bisa membantu kita mengenali hari-hari mana saja yang memiliki vibrasi alam yang kuat untuk kegiatan spiritual tertentu. Salah satu pemilihan waktu (dimana vibrasi alam kuat) untuk untuk mempengaruhi tubuh manusia, pemangku yang disarankan adalah pada saat Purnama, Purwani (satu hari sebelum dan sesudah purnama), Ngembak Geni (sehari setelah Nyepi), Banyu Pinaruh ([sehari setelah hari raya Saraswati) dan Tilem (bulan mati), dll.
Isu kesalahpahaman tentang pemangku. Ada sebagian pendapat yang mengatakan bahwa pemangku dapat menghapus dosa atau menghapus karma buruk. Pendapat ini sama sekali tidak benar. Karena     hukum karma hanya bisa berhenti ketika kita sudah mengalami moksha (pembebasan sempurna). Pemangku adalah proses untuk membersihkan kekacauan simpul-simpul    energi-energi negatif dari dalam diri kita dengan bantuan alam semesta. Sehingga lapisan-lapisan badan kita dibersihkan menjadi lebih segar-seimbang dan dan tranformasi pikiran kita juga dibersihkan menjadi lebih baik dan terang. Terutama bila kita melakukannya secara tekun dan rutin, misalnya rutin setiap purnama dan tilem dan harus dilakukan dengan cara yang benar sesuai penjelasan diatas.
Ada berbagai cerita kenapa upacara pemangku ini dilakukan:   Kisah Dewi Uma yang dikutuk dan menjelma menjadi mahluk menyeramkan, ditempatkan di setra gandamayu dan diberi nama Ra Nini, lalu muncul Batara Guru yang menyusup ke dalam diri Sadewa untuk menyucikan Ra Nini, dan mengembalikan Dewi Uma dalam wujudnya semula. Kemudian Dewi Uma mengajarkan cara membersihkan segala noda dan kejahatan. Kisah Bima saat diutus Drona/Dorna  untuk mendapatkan air suci, lalu taktik Duryodana untuk menjebak Bima namun Bima justru bertemu dengan Mahadewa dalam wujud anak kecil yang menuturkan kerahasiaan air suci atau kesucian sebuah tirtaitu.
Lain lagi kisah Meng Bekung yang menemukan telor raksasa saat dia pergi kehutan lalu di bawa pulang ke rumah, saat direbus untuk dijadikan lauk, telur tersebut menetas bukannya matang/masak dari telur yang menetas itu keluar seorang  manusia berbadan setengah ular, lengkap dengan sisiknya ternyata telor raksasa tersebut adalah perujudan rasa malu Sang Hyang Siwa dan Dewi Uma, yang melakukan hubungan asmara di langit, untuk menutupi rasa malu akibat perbuatan mereka keduanya menjelma menjadi ular bermahkota dan meninggalkan sebutir telur. Saat terjadi petaka/musibah dikerajaan tempat Meng Bekung berasal dan sudah tidak dapat diatasi dengan cara apapun lalu seorang Rsi mendapatkan wangsit untuk melakukan persembahan dan korban tersebut adalah  manusia setengah ular, atas perintah dari Rsi tubuh manusia ular tersebut dipotong-potong  untuk di jadikan ‘caru’ (korban), lalu potongan tubuh itu dibuang ke berbagai penjuru arah mata angin. Usai melakukan upacara itu tiba-tiba Sang Hyang Siwa muncul dan mengembalikan wujud manusia setengah ular itu menjadi utuh yang menjelma menjadi lelaki tampan dan kemudian memberi petunjuk mengenai prinsip pecaruan jagat.
Dari kisah ini lalu muncul nama daun sudamala, daun pohon yang terkena noda darah dari manusia ular saat potongan tubuhnya dilempar ke berbagai arah mata angin, lalu kain sudamala yaitu kain Bali yang digunakan sebagai alas saat tubuh manusia setengah ular dipotong potong, kemudian pisau yang digunakan untuk memotong manusia ular itu dikenal dengan sebutan tiuk sudamala. Daun, Kain sampai tiuk (pisau) sudamala hingga kini menjadi perlengkapan wajib saat ruwatan jagat, pecaruan agung, dan upacara pelukatan.  Dalam upacara Pemangku dipersembahkan beberapa sesajen, seperti : prascita dan bayuan. Sementara proses pelukatan bisa dilakukan di : griya, pantai, tempat pemujaan di rumah.
Adapun Proses upacara ini: Upacara dipimpin oleh seorang Pemangku, kemudian sesajen yang telah disiapkan diberikan mantra-mantra. Orang yang akan yang akan di upacarai terlebih dahulu di mantrai oleh pemangku. Setelah Proses pemantraan selesai orang yang diupacarai tersebut percikan/disiram dilukat (dibersihkan) dengan air buah kelapa gading. (buah kelapa gading untuk upacara ini, diambil yang masih muda dan baru berisi air saja). Setelah mandi air kelapa gading, alangkah baiknya juga yang bersangkutan melakukan ritual mandi tempat yang mengandung mata air atau air alami seperti laut, danau, sungai atau tempat tempat pemandian yang diyakini bisa membawa berkah juga dapat membersihkan diri baik lahir maupun batin.
Dengan upacara Pemangku ini, umat Hindu di Bali percaya dan mengharapkan seluruh hal hal yang bersifat kotor atau negatif terutama yang berada dalam diri dan pikiran, agar kembali bersih, suci dan  berisikan hal-hal yang positif untuk melanjutkan kehidupan di masa yang akan datang. Pemangku menyucikan diri, ketenangan jiwa, pikiran dan kedamaian hati adalah hal yang paling dicari oleh seluruh umat manusia di muka dunia ini. Namun bila semua itu tidak didasari dengan keyakinan  bahwa Tuhan yang Maha Esa yang memberikannya maka tidak berarti apa apa. Upacara Pemangku ini sering laksanakan secara beramai ramai, baik oleh sekolah, jawatan, pemerintahan atau pun masyarakat setempat dan diadakan ditempat tempat bersejarah, pura pura, tempat pemandian, laut atau pantai yang ada di Bali, dan merupakan kegiatan wisata adat yang banyak menarik minat wisatawan lokal maupun manca negara untuk menyaksikannya.
Dalam upacara mewinten, pemangku juga dilakukan untuk pembersihan diri dari yang akan diwinten dengan sarana air kelapa muda (klungah) yang telah dijadikan Tirtha oleh pendeta / pinandita melalui doa, puja dan mantra weda. Selanjutnya dipercikkan ke ubun-ubun dan badan.
Sebenarnya setiap hari para dewa-dewi dan alam semesta ingin menuangkan air suci yang berkelimpahan ke bathin kita. Sayangnya kebanyakan orang tidak sadar dan tidak nyambung dengan hal ini karena kebanyakan orang (ibarat gelas), gelas jiwa dan badannya ditinggikan dan ada sebagian orang gelas jiwa dan badannya ditutup. Ketika gelasnya direndahkan dan dibuka, maka disanalah air suci semesta yang memurnikan diri bisa masuk ke dalam jiwa.

3.3. Air buat keperluan kesehatan.
Dalam kitab ayurveda ada bermacam-macam jenis terapi, salah satunya Hydrotherapy. Terapi Hydrotherapy adalah suatu terapi dengan menggunakan sarana air (Gus Japa, 2008). Seluruh makhluk hidup yang ada di bumi pasti menbutuhkan air. Air bisa dikatakan sebagai sumber kehidupan. Banyak manfaat yang diberikan air untuk makhluk hidup. Di sini akan dijelaskan fungsi-fungsi penting air dalam kehidupan.  Air bekerja dengan ajaib, bila Anda minum  banyak air bersih dan jernih, maka hal tersebut akan memacu peningkatan kesehatan Anda, di mana para peneliti menemukan bahwa, makin hari makin banyak keuntungan dengan minum air dalam jumlah yang cukup bagi kesehatan yang mereka kenal dengan istilah terapi air. dalam kitab weda, air dikatakan memiliki kasihat pengobatan, menyembuhkan semua jenis penyakit. Mandi dan berendam merupakan obat yang efektif dan air hujan memberikan kemuliaan. Berikut ini sabda-sabda suci yang mendukung terapi air (japa. 2008:61), antara lain:
Sanghyang Soma mengatakan air memiliki semua faktor-faktor penyembuhan
(RgVeda X.9.6).
Kami mohon pada penguasa air agar menyembuhkan penyakit kami
(RgVeda X.9.5)
Air mengandung nektar (minuman para dewa) dan memiliki khasiat pengobatan
(RgVeda I.23.19)
Air menyembuhkan segala penyakit
(RgVeda I.23.20)
Air adalah obat, ia mengusir penyakit-penyakit, ia menyembuhkan semua penyakit.
(RgVeda X.137.6)
Sanghyang Rudra adalah (pakar) perawatan dengan air (Hydrotherapy). Kami memohon kepada-Nya untuk kesejahteraan dan kebahagiaan.
(RgVeda I.43.4)
Semua dewata yang jumlahnya 33 ada didalam air dan melindungi umat manusia.
(AtharvaVeda XIX.27.10)
Mandi berendam adalah obat yang paling efektif /tepat.
(AtharvaVeda VI.57.2)
Mandilah dan celupkan (rendamlah) bagian tubuh yang dipengaruhi oleh penyakit didalam air
(AtharvaVeda VI.57.2)
Semua mengatakan bahwa air merupakan yang paling baik.
(AtharvaVeda VIII.7.3)
Kami mengumpulkan air hujan dan berasil mencampurnya dengan minuman segara soma (minuman Sanghyang Soma). Semoga Ia memberikan kemuliaan pada kami.
(AtharvaVeda VII.89.1)
Semua dewa (milik yang perlu sekali) ada dengan siap tersedia di air.
(RgVeda X.72.6)
Kami mengumpulkan air kedewaan (yaitu air hujan) dan mencampurkan minuman soma didalamnya untuk usia panjang.
(AtharvaVeda X.5.46)
Semua dewa (simbol milik yang berharga) bertumpuk sedikit demi sedikit didalam air itu dan air mengambil benih alam semesta yang pertama didalamnya.
(RgVeda X.82.6)
Air yang mengalir dibawah cahaya matahari merupakan air yang bersih atau bebas kuman.
(AtharvaVeda I.4.2)
Temuan ini menjelaskan air putih yang didoakan bisa menyembuhkan si sakit. Dulu, hal ini kita anggap musrik, atau paling sedikit kita anggap sugesti, tetapi ternyata molekul air itu menangkap pesan doa kesembuhan, menyimpannya, lalu vibrasinya merambat kepada molekul air lain yang ada di tubuh si sakit. Tubuh manusia memang 75%-90%  terdiri dari air. Otak 76%, Darah 82% air, otot 75% air, paru-paru 90% air, hati 2,5% air, lemak 20% air dan tulang yang keras pun mengandung 25% air (Jananova. 2012: 14).
Menurut Muhammad (2013:166) manfaat utama air buat kehidupan manusia dan binatang antara lain:
3.3.1 Pencernaan dan metabolisme yang lebih baik. Minum air dalam jumlah yang cukup menjadikan baik pencernaan maupun metabolisme dapat bekerja pada kapasitas maksimalnya. Faktanya, penelitian terbaru dari University of Utah menyatakan bahwa kekurangan air dapat menyebabkan menurunnya metabolisme.

3.3.2. Memperbaiki kemampuan dan daya tahan tubuh,  Anda akan mampu bekerja lebih keras/berat bila mendapatkan air yang cukup. Sebagai tambahan, air dapat memperkuat daya tahan tubuh Anda. Karena air dapat menaikkan simpanan glycogen, suatu bentuk dari karbohidrat yang tersimpan dalam otot dan digunakan sebagai energi saat Anda bekerja.

3.3.3. Tahan lapar, Rasa lapar kadang merupakan penyamaran dari rasa haus. Sewaktu anda mengalami dehidrasi (kekurangan air) Anda mungkin merasa ingin makan padahal yang Anda butuhkan sebenarnya adalah air. Anda juga dapat memanfaatkan efek rasa kenyang dari minum air untuk mencegah makan berlebihan.

3.3.4. Mengurangi resiko terhadap beberapa macam penyakit, Para peneliti saat ini meyakini bahwa cairan atau tepatnya air dapat berperan aktif dalam mengurangi resiko terhadap beberapa penyakit seperti: batu ginjal, kanker saluran kencing, kanker kandung kemih, dan kanker usus besar (colon). Minum cukup air dapat pula menghindari sembelit.

3.3.5. Senjata ampuh melawan masuk angin atau pilek.  Antibodi dalam lendir yang melapisi kerongkongan berfungsi untuk menjerat virus pilek. Daya tahan ini akan melemah apabila Anda dehidrasi (kekurangan air) karena akan menyebabkan lendir mengering. Sebagai catatan banyak ahli kesehatan merekomendasikan air sebagai ekspektoran yang efektif untuk mengurangi batuk.

3.3.6. Pelembab wajah paling ampuh.  Dengan minum banyak air membantu kulit Anda tetap kenyal dan kencang serta mengurangi garis-garis dan kerut pada wajah.

3.3.7. Menangkal rasa letih akibat melakukan perjalanan. Udara panas dapat menyebabkan Anda dehidrasi dan akan menimbulkan rasa letih pada saat dan setelah perjalanan. Minumlah banyak air sebelum melakukan perjalanan dan satu gelas tiap jam perjalanan Anda.

3.3.8. Mengatasi migrain/sakit kepala.  Para peneliti menyatakan bahwa dehidrasi dapat mengakibatkan migrain/sakit kepala, jadi bila Anda sering mengalami migrain adalah sangat penting untuk minum air dalam jumlah yang cukup.

3.3.9. Fungsi lainnya buat tubuh antara lain: (1) Membentuk sel-sel baru, memelihara dan mengganti sel-sel yang rusa; (2) Melarutkan dan membawa nutrisi-nutrisi, oksigen dan hormon ke  seluruh sel tubuh yang membutuhkan; (3) Melarutkan dan mengeluarkan sampah-sampah dan racun dari dalam tubuh kita; (4) Katalisator dalam metabolisme tubuh; (5) Pelumas bagi sendi-sendi; (6) Menstabilkan suhu tubuh; (7) Meredam benturan bagi organ vital. Dengan menggunakan air secukupnya khususnya minum, tubuh kita akan selalu segar dan kesehatan tetap terjaga.

3.4. Air dapat menerima pesan positif  atau negative sebagai sarana pengobatan. Dr. Masaru Emoto, seorang quantum physicist dari Hado Institute dari  pengelihatannya, pada tahun 2003 menyatakan bahwa air akan sangat tanggap dan bereaksi bila terhadap air diucapkan kalimat maupun pikiran. Reaksi yang berbeda terjadi pada pemberian ucapan dengan kalimat / pikiran positif maupun negatif.  Menurut penelitian Dr. Masaru Emoto untuk mengevaluasi pesan-pesan tersembunyi dalam air. Melalui penelitian tentang air itu dapat kita ketahui bahwa air pun ternyata hidup dan dapat memberikan respon yang positif ataupun negatif terhadap.  Dr.Masaru Emoto berhasil mendapatkan foto kristal air pertama di dunia bersama sahabatnya Kazuya Ishibashi (seorang ilmuwan yang ahli dalam mikroskop). Foto kristal air ini didapat dengan cara membekukan air pada suhu -25 derajat celcius dan difoto dengan alat foto berkecepatan tinggi. Hasilnya adalah air ternyata mampu merespon terhadap kata-kata, gambar serta musik baik secara positif ataupun negative (Frida, 2012). Jika kita mengatakan pada air kata-kata “cinta dan terima kasih” maka hasil foto kristal airnya sungguh dahsyat yakni membentuk kristal air heksagonal yang indah. Sebaliknya, jika kita mengatakan pada air kalimat “kamu bodoh” maka tidak akan membentuk kristal bahkan gambarnya jelek sekali. Itulah sebabnya sekarang ini kita harus berahlak terhadap air karena dengan ahlak yang baik pada air berarti kita mengkonsumsi air yang akan berdampak baik pada tubuh kita, sebab air yang mampu membentuk heksagonal merupakan air yang mampu melunturkan racun-racun pada tubuh kita. Percobaan terhadap air tidak hanya dilakukan dengan kata-kata namun juga melalui musik. Ternyata musik klasik mampu merubah air membentuk kristal yang sangat indah sedangkan musik heavy metal justru membentuk air yang tidak baik. Air mempunyai kemampuan untuk menyimpan energi dengan baik. Banyak penyembuh yang menggunakan air sebagai sarana penyembuhan. Caranya adalah dengan memasukkan / memproyeksikan energi penyembuhan, doa atau energi positif lainnya ke dalam air. Ada pula yang memberikan air dengan rendaman kristal. Kesemuanya ini sebenarnya merupakan pemberdayaan dari air biasa menjadi air biasa menjadi air yang berkhasiat.
Begitu juga air akan berbeda dalam menghadapi jenis musik. Perbedaan ini terlihat dari adanya penambahan bentuk molekul yang terjadi di dalam air tersebut. Apabila terhadap air diucapkan kalimat / pikiran positif, musik lembut, maka di dalam air tersebut terbentuklah kristal – kristal air yang berbentuk hexagonal (segi enam). Sebaliknya bila terhadap air diucapkan kalimat / pikiran negatif, musik yang hingar bingar, maka sama sekali tidak terbentuk kristal – kristal air bahkan bentuk molekul air menjadi kacau balau. Oleh karena itu, wajar pula air akan bereaksi positif terhadap doa. Air yang sudah diberi doa mengandung kristal air yang berbentuk hexagonal. Air yang disucikan (air Zamzam) yang  dipengaruhi oleh keadaan sekeliling yang penuh dengan gaung doa yang bagaimanapun akan membuat terbentuknya air hexagonal yang mempunyai daya penyembuhan. Penelitian Dr.Masimoto inipun tidak hanya mencakup air melainkan juga makanan lainnya yang ternyata mampu memberikan reaksi positif dan negatif. Inilah rahasianya mengapa kita dianjurkan oleh agama untuk berdoa sebelum makan/minum. Doa yang baik ternyata akan mampu merubah air/makanan menjadi sesuatu yang baik bagi tubuh (Jananova, 2012: 7)

3.5. Manfaat lainnya secara umum. Secara umum kita sudah mengetahui bahwa air memiliki manfaat yang sangat luar biasa seperti kita sudah memakainya dalam kehidupan kita sehari-hari. Bisa dibayangkan apa yang akan terjadi bila tidak ada air dirumah kita.
3.5.1. Air buat keperluan rumah tangga, misalnya untuk masak, mandi, cuci dan pekerjaan lainnya.
3.5.2. Air buatbuat keperluan umum, misalnya untuk kebersihan jalan dan pasar, pengangkutan air limbah, hiasan kota, tempat rekreasi dan lain-lainnya.
3.5.3.  Air buat keperluan industri, misalnya untuk pabrik dan bangunan pembangkit tenaga listrik.
3.5.4. Air buat keperluan perdagangan, misalnya untuk hotel, restoran, dll.
3.6.5 Air buat keperluan pelayaran dan lain sebagainya

Semoga bermanfaat dan pembaca selalu sehat dengan minum cukup air minum sebagai berkah dari Hyang Penguasa Smesta,

ttd

INyoman Sridana, S.Kes.H

0