Mencegah terjdinya Penyakit Tetanusa

Penyakit Tetanus
Kata tetanus diambil dari bahasa Yunani yaitu tetanos dari teinein yang berarti menegang. Sungguh mengerikan memyaksikan penderita tetanus,otot leher, lengan, kaki, serta perut mengejang. Jika kejang berlangsung terus-menerus dan semakin memburuk, hal ini bisa mematahkan tulang termasuk tulang punggung. Penyakit tetanus memang sudah jarang terjadi tapi cukup mematikan. Tetanus adalah penyakit yang disebabkan oleh infeksi bakteri, yaitu bakteri clostridium. Bakteri ini menghasilkan racun yang akibatnya otot mengalami kejang kronis.

Penyebabnya
Penyakit tetanus disebabkan oleh bibit penyakit atau kuman Basil Tetanus atau Clostridium Tetani. Kuman ini mudah berkembang biak pada tempat yang kurang oksigen karena sifatnya yang an aerobes. Clostridium Tetani termasuk dalam bakteri Gram positif, anaerob obligat, dapat membentuk spora, dan berbentuk drumstick. Spora yang dibentuk oleh C. tetani ini sangat resisten terhadap panas dan antiseptik. Ia dapat tahan walaupun telah diautoklaf (1210C, 10-15 menit) dan juga resisten terhadap fenol dan agen kimia lainnya. Waspada dan berhati hatilah dengan luka yang kecil terutama di kaki, tangan, terlebih luka kecil, sempit dan cukup dalam. Karena luka yang demikian memungkinkan Clostridium tetani mudah berkembang biak akibat kurangnya oksigen. Spora bakteri ini hidup di kotoran dan tanah, biasanya di area yang terdapat banyak kotoran hewan Umumnya saluran penceranaan serta feses dari kuda, domba, anjing, kucing, tikus, babi, dan ayam. Terutama kuda atau seperti di peternakan yang lingkungannya tidak dikelola dengan baik, serta daerah pertanian. Ketika bakteri tersebut berada di dalam tubuh, ia akan menghasilkan neurotoksin (sejenis protein yang bertindak sebagai racun yang menyerang bagian sistem saraf). Clostridium tetani menghasilkan dua buah eksotoksin, yaitu tetanolysin dan tetanospasmin. sejenis neurotoksin yang diproduksi oleh Clostridium tetani yang menginfeksi sistem urat saraf dan otot sehingga saraf dan otot menjadi kaku (rigid). Mula-mula 1 hingga 2 minggu setelah inokulasi bentuk spora ke dalam darah tubuh yang mengalami cedera (periode inkubasi). Toksin akan diproduksi dan menyebar ke seluruh bagian tubuh melalui peredaran darah dan sistem limpa. Toksin tersebut akan beraktivitas pada tempat-tempat tertentu seperti pusat sistem saraf termasuk otak

Gejala
Gejala akan timbul setelah beberapa hari (5-10 hari setelah terinfeksi) tetapi bisa juga 2 hari bahkan ada gejalanya baru timbul setelah lebih dari 50 hari.
Gejala klonis yang ditimbulakan dari toksin tersebut adalah dengan memblok pelepasan dari neurotransmiter sehingga terjadi kontraksi otot yang tidak terkontrol. Akibat dari tetanus adalah rigid paralysis (kehilangan kemampuan untuk bergerak) pada voluntary muscles (otot yang geraknya dapat dikontrol), sering disebut lockjaw karena biasanya pertama kali muncul pada otot rahang dan wajah kaku, bila menelan terasa kaku, sakit kepala, kejang disekitar luka, nyeri tenggorokan, mengigil, kejang pada otot, pada kuduk-lengan-tungkai agak kaku, kedua alis sering terangkat, sembelit berlebihan dan bisa tertahannya air kemih berlebihan, keringat berlebihan, selama kejang tidak dapat bicara karena otot dadanya kaku dan kejang pada tenggorokan, terganggunya pernapasan sehingga kurannya oksigen didalam tubuh, denyut jantung meningkat. Kematian biasanya disebabkan oleh kegagalan pernafasan dan rasio kematian sangatlah tinggi. Gejala awal dimulai dengan sakit kepala, kesulitan membuka mulut, kemudian berlanjut sulit menelan, leher, punggung atau bahu jadi kaku. Selain itu bisa menimbulkan masalah tekanan darah dan detak jantung. Bila racun sudah menyebar bisa mematikan.

Pengobatan
Upaya pencegahan adalah dengan immunoglobulin tetanus, imunisasi tetanus bagi bayi, biasanya dibarengi dengan imunisasi jenis lainnya, seperti dipteri, pertusis dan pada anak-anak, vaksin tetanus diberikan sebagai bagian dari vaksin DPT (difteri, pertusis, tetanus). Bagi yang sudah dewasa sebaiknya menerima booster. Mencegah tetanus melalui vaksinasi adalah jauh lebih baik daripada mengobatinya. Setiap luka (terutama luka tusukan yang dalam) harus dibersihkan secara seksama karena kotoran dan jaringan mati akan mempermudah pertumbuhan bakteri Clostridium tetani.
Imunisasi ini bisa diperoleh di posyandu, puskesmas atau tempat pelayanan kesehatan lainnya. Untuk menetralisir racun, diberikan. Antibiotik tetrasiklin dan penisilin diberikan untuk mencegah pembentukan racun lebih lanjut, supaya raccun yang ada mati. Obat lainnya bisa diberikan untuk menenangkan penderita, mengendalikan kejang dan mengendurkan otot-otot. Penderita biasanya dirawat di rumah sakit dan ditempatkan dalam ruangan yang tenang. Untuk infeksi menengah sampai berat, mungkin perlu dipasang ventilator untuk membantu pernafasan. Makanan diberikan melalui infus atau selang nasogastrik. Untuk membuang kotoran, dipasang kateter. Penderita sebaiknya berbaring bergantian miring ke kiri atau ke kanan dan dipaksa untuk batuk guna mencegah terjadinya pneumonia (radang paru-paru). Untuk mengurangi nyeri diberikan kodein. Obat lainnya bisa diberikan untuk mengendalikan tekanan darah dan denyut jantung. Setelah sembuh, harus diberikan vaksinasi lengkap karena infeksi tetanus tidak memberikan kekebalan terhadap infeksi berikutnya.
Tetanus memiliki angka kematian sampai 50%

Pencegaahan
Bersihkan luka dengan menggunakan air bersih dan sabun terutama luka yang kotor terkontaminasi tanah atau kotoran. Upayakan agar partikel kotoran, tanah dapat dikeluarkan sebersih mungkin. Selanjutnya agar lebih aman mintalah imunisasi tetanus untuk mencegah penyakit tetanus ke puskesmas atau rumah sakit.

 

Semoga bermanfaat

I Nyoman Sridana. S.Kes.H

0