Pemanfaatan Tanaman Obat di Sekitar Kita

PEMANFAHATAN TANAMAN
YANG BERKASIHAT OBAT DISEKITAR KITA

Oleh N. Danny Sridana

Sejak dahulu orang sudah mengenal tanaman obat-obatan yang dikemas secara tradisional. Tanaman tersebut dapat tumbuh subur dan beragam pula jenisnya. Pengetahuan ini diperoleh berdasarkan pengalaman, didapatkan secara lisan dan turun temurun oleh nenek moyang kita. Dengan dikenalnya pengobatan modern yang menggunakan obat kimia sintetis ini dan semakin meningkatnya harga obat-obatan tersebut, maka dalam tahun-tahun terakhir ini orang kembali beralih ke pengobatan tradisional yang berkhasiat obat secara ilmiah. Hal ini telah diadakan penelitian yang komprehensif dan pengujian terhadap pengobatan-pengobatan tradisional tersebut. Obat-obatan herbal tradisional telah berkembang menjadi salah satu dari system medis yang berhasil di Dunia. Oleh karena itu, apapun yang membawa kita ke arah  yang lebih alamiah mari kita sambut dengan baik.

Masyarakat kita sudah sejak lama mengenal tanaman obat. Tanaman obat adalah tumbuhan yang berkhasiat obat yaitu menghilangkan rasa sakit, meningkatkan daya tahan tubuh, membunuh bibit penyakit dan memperbaiki organ yang rusak serta menghambat pertumbuhan tidak normal seperti tumor  dan kanker.  Tanaman obat dapat berupa tanaman pangan, tanaman liar, tanaman perkebunan dan tanaman hortikultur maupun tumbuh-tumbuhan liar seperti semak belukar dan tumbuhan hutan. Penggunaan tanaman obat sebagai obat ini sudah dilakukan dari generasi ke generasi selama ribuan tahun sehingga tanaman obat dikenal sebagai tanaman obat nenek moyang. Berdasarkan kenyataan ini maka penggunaan tanaman obat sudah merupakan bagian dari tradisi masyarakat tradisional kita.

Rubrik tentang  seputar Pemanfahatan Tanaman Obat Disekitar Kita, akan diuraikan lebih lanjut dalam edisi Majalah Crada guna memperluas pengetahuan kita seputar tanaman disekitar kita bersama  N. Danny Sridana. Seorang praktisi herbalis yang menekuni pengobatan akupunture, Homeopathi (pemilik usaha VisionBali Herbal Indonesia), sebagai mahasiswa di fakultas Kesehatan Ayurveda UNHI Denpasar, Peramu Herbal dan juga Pengusaha dibidang export-import perkebunan serta usaha yang bergerak dibidang Pariwisata. Berkesempatan untuk ikut melanjutkan mengisi halaman Majalah Crada atau share didunia pendidikan dalam Pemanfaatan tanaman yang berkasihat obat disekitar tempat kita. Kita sebagai masyarakat timur sudah terbiasa menggunakan ramuan herbal berupa Jamu/Loloh didalam menjaga agar tubuh kita sehat, bugar dan panjang umur. Ini merupakan warisan dari leluhur yang agung yang perlu kita dalami dan memanfaatkan tanaman yang ada disekitar kita.  Dengan mengemas berupa ramuan. Ramuan adalah seseorang yang melakukan pengobatan dan/atau perawatan tradisional dengan menggunakan obat / ramuan tradisional yang berasal dari tanaman ( flora ), fauna, bahan mineral, air, dan bahan alam lain. Ada juga yang menerapkan berupa pengobatan kombinasi berupa Homeopathi. Homeopathi adalah suatu tehnik pengobatan dengan menggunakan obat/ramuan dengan dosis minimal (kecil) tetapi mempunyai potensi penyembuhan tinggi, dengan menggunakan pendekatan holistik berdasarkan keseimbangan antara fisik, mental, jiwa dan emosi penderita.

Sudah sangat jelas, bahwa penggunaan tumbuhan obat tidak sesederhana seperti yang dipikirkan orang selama ini. Semua harus dipelajari dan memerlukan pengalaman tersendiri. Salah mengenali tumbuhan obat yang dimaksud juga tidak menyembuhkan penyakit, apalagi salah dalam menggabungkan beberapa tumbuhan obat yang khasiatnya berlawanan. Untuk itu didalam penggunaan tumbuhan obat, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan sehingga didapat hasil pengobatan yang maksimal.

Untuk mendapatkan obat yang terbaik dari tumbuhan obat, perlu diperhatikan saat pengumpulan atau pemetikan bahan berkhasiat. Adapun beberapa hal yang diperlu diperhatikan dalam pengolahan obat berkasiat baik atau kurang baik diantaranya:

  1. Waktu pengumpulan
  2. Pencucian dan pengeringan
  3. Sifat tanaman tersebut serta cita rasa
  4. Cara mengolah atau merebus tanaman tersebut.
  5. Waktu mengkonsumsi atau meminum ramuan tersebut.
  6. Cara mengkonsumsi atau minum
  7. Lamanya pengobatan.

Badan POM mengelompokkan Obat Bahan Alam dalam 3 kelompok.

  1. Kelompok terendah adalah JAMU. JAMU adalah ramuan yang dibuat dari bahan-bahan alam, digunakan secara turun temurun, dipercaya  berkhasiat berdasarkan pengalaman, dan belum ada penelitian ilmiah untuk mendapatkan bukti klinik mengenai khasiat tersebut. Bahan-bahan jamu umumnya berasal dari semua bagian, bukan hasil ekstraksi/isolasi mengenai bahan aktifnya saja, bahkan kemungkinan bahan aktif belum diketahui secara pasti karena belum ada penelitian.
  2. Setingkat di atas jamu adalah HERBAL TERSTANDAR, yaitu bahan-bahan jamu yang telah diuji secara ilmiah (penelitian pra klinik dengan hewan uji) mengenai efek dan manfaat, memenuhi kriteria aman, klaim khasiat dibuktikan secara ilmiah, telah dilakukan standarisasi terhadap bahan baku yang digunakan dalam produk jadi, memenuhi persyaratan mutu yang berlaku.
  3. Kategori tertinggi adalah FITOFARMAKA dengan persyaratan aman, klaim khasiat berdasarkan uji klinik (diterapkan pada manusia, pembuktian pada tingkat medium dan tinggi) telah dilakukan standarisasi terhadap bahan baku yang digunakan, dan memenuhi persyaratan mutu yang berlaku.

Waktu pengumpulan

Untuk mendapatkan bahan yang terbaik dari tumbuhan obat, perlu diperhatikan saat-saat pengumpulan atau pemetikan bahan berkasihat, dengan beberapa pedoman menurut buku panduan dari Pusat Pengembangan, Pengkajian & Pelatihan Tanaman obat 2012.

Untuk mendapatkan bahan yang terbaik dari tumbuhan obat, perlu diperhatikan saat-saat pengumpulan atau pemetikan bahan berkhasiat. Berikut ini pedoman waktu pengumpulan bahan obat secara umum:

  1. Daun dikumpulkan sewaktu tanaman berbunga dan sebelum buah menjadi masak.
  2. Bunga dikumpulkan sebelum atau segera setelah mekar.
  3. Buah dipetik dalam keadaan masak.
  4. Biji dikumpulkan dari buah yang masak sempurna.
  5. Akar, rimpang (rhizoma), umbi (tuber), dan umbi lapis (bulbus) dikumpulkan sewaktu proses pertumbuhan terhenti.
  1. Pencucian dan Pengeringan

Bahan obat yang sudah dikumpulkan segera dicuci bersih, sebaiknya dengan air yang mengalir. Setelah bersih, dapat segera dimanfaatkan bila diperlukan pemakaian bahan segar. Namun, bias pula dikeringkan untuk disimpan dan digunakan bila sewaktu-waktu dibutuhkan.
Pengeringan bertujuan untuk mengurangi kadar air dan mencegah pembusukan oleh cendawan atau bakteri. Dengan demikian bahan dapat disimpan lebih lama dalam stoples atau wadah yang tertutup rapat. Bahkan kering juga mudah dihaluskan bila ingin dibuat serbuk. Berikut ini cara mengeringkan bahan obat:

  1. Bahan berukuran besar atau banyak mengandung air dapat dipotong-potong seperlunya terlebih dahulu.
  2. Pengeringan bisa langsung dibawah sinar matahari, atau memakai pelindungseperti kawat halus jika menghendaki pengeringan yang tidak terlalu cepat.
  3. Pengeringan bisa juga dilakukan dengan mengangin-anginkan bahan di tempat yang teduh atau didalam ruang pengering.
  1. Sifat dan Cita Rasa

Didalam Tradisional Chinese Pharmacology dikenal 4 macam sifat dan 5 macam cita rasa tumbuhan obat, yang merupakan bagian dari cara pengobatan timur. Adapun keempat macam sifat tumbuhan obat itu ialah dingin, panas, hangat, dan sejuk. Tumbuhan obat yang sifatnya panas dan hangat dipakai untuk pengobatan sindroma dingin, seperti pasien yang takut dingin, tangan dan kaki dingin, lidah pucat atau nadi lambat. Tumbuhan obat yang sifat dingin dan sejuk digunakan untuk pengobatan sindroma panas, seperti demam, rasa haus, warna kencing kuning tua, lidah merah, atau denyut nadi cepat.
Lima macam cita rasa dari tumbuhan obat ialah pedas, manis, asam, pahit, dan asin. Cita rasa ini digunakan untuk tujuan tertentu karena selain berhubungan dengan organ tubuh, juga memiliki kegunaan tersendiri. Misalnya rasa pedas mempunyai sifat menyebar dan merangsang. Rasa manis berkhasiat tonik dan menyejukkan. Rasa asam berkhasiat mengawetkan. Rasa pahit dapat menghilangkan panas dan lembap. Sementara rasa asin melunakkan dan sebagai pencahar. Kadang-kadang ada juga penulis yang menambah cita rasa yang keenam yaitu netral atau tawar yang berkhasiat sebagai peluruh kencing.

 

Bersambung ke edisi berikutnya.

Salam sehat dari VisionBali Herbal Indonesia,
Jl Tukad badung XXIII/27 Renon Seltan, Denpasar.- Bali

 

PT. VISIONBALI

© 2024 Herbal Taru Pramana | Produk Herbal & Pengobatan Usada Bali